TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru dari Groupe Hospitalier Paris Seine in Saint-Denis mengklaim telah menemukan bukti bahwa virus Corona (COVID-19) telah berada di Eropa pada 2019. Tepatnya, sejak bulan Desember.

"Virus Corona telah beredar di Paris sejak akhir Desember 2019, sebulan sebelum kasus resmi diumumkan di Prancis," ujar Groupe Hospitalier Paris Seine in Saint-Denis dalam riset mereka di International Journal of Antimicrobial Agents, yang dikutip dari CNN, Selasa, 5 Mei 2020.

Dr. Yves Cohen, yang menjadi bagian dari Groupe Hospitalier Paris Seine in Sant-Denis, mengatakan temuan tersebut didapat ketika mengecek kembali data dan sample pasien sejak akhir tahun lalu. Ternyata, beberapa di antaranya memiliki karakteristik yang menyerupai pasien virus Corona.

Salah satu kasus terjadi pada seorang pria Algeria berusia 42 tahun. Menurut Cohen, pria tersebut memiliki segala karakteristik yang menyerupai pasien virus Corona mulai dari gejala demam hingga pneumonia. Namun, oleh pihak rumah sakit yang merawatnya, kala itu, ia dinyatakan hanya sakit flu biasa.

Hal yang unik dari pria Alegeria tersebut, kata Cohen, ia tidak pernah pergi ke Cina sebelumnya. Sementara itu, di awal wabah merebak, perhatian selalu diberikan kepada mereka yang baru saja pulang dari Cina. Dengan kata lain, menurut Cohen, virus sudah masuk lebih awal namun lolos dari pantauan karena memang tidak diperhatikan.

"Mengidentifikasi pasien pertama adalah salah satu hal paling menarik dari kerja epidemiologis karena itu bisa mengubah pengetahuan kami soal COVID-19. Apalagi, dari kasus pria Algeria itu, tidak ada unsur Cina yang berarti patut diduga virus sudah menyebar luas," ujar Cohen.

Di Eropa, perhatian terhadap virus Corona baru mencuat di bulan Januari. Italia menjadi negara Eropa pertama yang terpukul oleh virus Corona, itu pun di akhir Januari. Sementara itu, penyebaran via komunitas baru terdeteksi di Eropa di bulan Februari.

Sebagai catatan, Prancis diketahui memiliki 169.462 kasus dan 25.201 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).

ISTMAN MP | CNN