Trump: Penghentian Kerja Sama Militer Filipina Bisa Hemat Uang

Kamis, 13 Februari 2020 17:00 WIB

Ekspresi Presiden Donald Trump saat mendengarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. .REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan tidak masalah jika Filipina ingin mengakhiri kerja sama militer dengan Amerika Serikat, setelah Duterte resmi menghentikan pakta Visiting Forces Agreement (VFA).

Ucapan Trump bertentangan dengan respons Menteri Pertahanan AS Mark T. Esper, yang cemas penghentian kerja sama pertahanan ini.

"Tidak masalah. kita akan menghemat banyak uang," kata Trump di Oval Office sebagai jawaban atas pertanyaan seorang reporter, dilaporkan Stars and Stripes, 13 Februari 2020. "Saya memiliki hubungan yang sangat baik di sana, tetapi saya benar-benar tidak keberatan jika mereka ingin melakukan itu."

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengumumkan pada Selasa bahwa pemberitahuan penghentian Visiting Forces Agreement telah diajukan ke Kedutaan Besar AS di Manila pada hari itu. Pakta tersebut, yang telah berlaku sejak 1999, dijadwalkan berakhir 180 hari setelah pemberitahuan itu.

Dikutip dari Reuters, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyebut keputusan itu "tidak menguntungkan" ketika Washington dan sekutunya menekan Cina untuk mematuhi aturan internasional di Asia.

Advertising
Advertising

Kedutaan AS di Manila menyebut penghentian VFA sebagai "langkah serius dengan implikasi yang signifikan." Keputusan ini muncul setelah Duterte marah karena Departemen Luar Negeri AS dilaporkan membatalkan visa sekutu politik dan mantan kepala polisi Filipina yang diduga terlibat dalam pembunuhan di luar proses hukum dalam kampanye perang anti-narkoba Duterte.

Sementara Trump sering menyatakan keinginan untuk memulangkan pasukan AS yang ada di luar negeri, dan telah menekan sekutu Amerika agar membayar lebih banyak untuk pengerahan pasukan AS di luar negeri.

Trump mengatakan Amerika Serikat telah membantu Filipina mengalahkan militan ISIS. Dia mengatakan dia memiliki hubungan sangat baik dengan Duterte dan menambahkan, "kita akan melihat apa yang terjadi."

Kerja sama pertahanan antara Filipina dan Amerika Serikat kembali ke awal 1950-an ketika kerja sama pertahanan diatur oleh pakta Mutual Defence Treaty (MTD), yang tetap utuh hingga saat ini, bersama dengan Enhanced Defence Cooperation Agreement (EDCA) yang dibuat semasa pemerintahan Obama.

VFA, yang ditandatangani pada tahun 1998, memberikan status hukum kepada ribuan tentara AS yang dirotasi di Filipina untuk bantuan kemanusiaan dan latihan militer, puluhan di antaranya berlangsung setiap tahun.

Ini adalah pertama kalinya Duterte membatalkan perjanjian dengan Amerika Serikat setelah lebih dari tiga tahun menjabat, mengecam Washington karena kemunafikan dan karena memperlakukan Filipina "seperti anjing dengan tali".

Duterte berpendapat bahwa kehadiran pasukan AS membuat Filipina target potensial untuk agresi.

Duterte sendiri lebih menyukai hubungan yang lebih hangat dengan Cina dan Rusia daripada Amerika Serikat. Presiden Filipina memuji CIna dan Rusia dengan mengizinkan donasi militer dari keduanya, setelah Amerika Serikat mengurangi kontribusi militer sekitar USD 1,3 miliar atau Rp 17,8 triliun yang dialokasikan sejak 1998.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

10 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

21 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

11 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

11 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

20 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya