17 Keluarga Etnis Kristen Rohingya Diserang Milisi ARSA

Kamis, 30 Januari 2020 06:30 WIB

Ratusan pengungsi berkumpul saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 17 keluarga etnis Kristen Rohingya telah direlokasi dari kamp di distrik Cox Bazar, Bangladesh akibat serangan senjata tajam yang pelakunya diduga milisi Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA.

Peristiwa penyerangan terhadap etnis Kristen Rohingya ini terjadi pada hari Senin, 27 Januari 2020 di kamp pengungsi Kutupalong di distrik Cox Bazar.

Seorang korban dan satu organisasi Kristen menuturkan tentang penyerangan milisi ARSA itu kepada BenarNews, media yang berafiliasi dengan Radio Free Asia.

Polisi setempat menyebut peristiwa penyerangan itu sebagai kejahatan kriminal biasa. Serangan itu mengakibatkan 4 etnis Kristen Rohingya dan seorang etnis Muslim Rohingya terluka.

Sementara laporan Radio Free Asia menyebutkan sedikitnya 12 orang terluka akibat penyerangan milisi ARSA.

Advertising
Advertising

Aparat berwenang Bangladesh hari Selasa, 28 Januari 2020 menjelaskan, 17 keluarga Kristen Rohingya direlokasi ke kamp transit Badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR.

"Keluarga Kristen Rohingya telah dibawa ke kamp transit UNHCR," kata Mahbub Alam Talukder, Komisioner Pemulihan dan Repatriasi Pengungsi kepada BenarNews, Selasa.

Talukder menjelaskan, para pengungsi itu diberi tempat tinggal sementara di kamp transit UNHCR demi keamanan mereka dan akan dikembalikan ke rumah sementara mereka di kamp pengungsi Kutupalong jika situasi tegang reda.

"Jika menurut kami mereka dapat hidup di kamp tanpa bahaya, mereka akan kembali ke kamp lama. Jika mereka merasa tidak aman di kamp lama, mereka akan ditempatkan di kamp lain," ujar Talukder.

Saiful Islam Peter, seorang etnis Kristen Rohingya yang menjadi korban dalam serangan itu menjelaskan, para penyerang telah menghancurkan rumah para korban dan mencuri kartu ransum makanan mereka, komputer, dan dokumen.

"Kelompok teroris ARSA menghancurkan rumah kami dan gereja. Mereka bersenjata dan mereka menjarag semua barang-barang rumah kami," ujarnya.

Saifu menjelaskan, dari 25 keluarga yang tinggal di komunitas Kristen, 17 keluarga telah ditempatkan di kamp transit UNHCR.

Juru bicara UNHCR di Dhaka, Mostafa Mohammad Sazzad Hossain menolak memberikan tanggapan atas relokasi pengungsi di kamp transit dengan alasan isu itu sensitif.

Selim Adnan, seorang Kristen Rohingya lainnya menjelaskan, serangan itu melukai sedikitnya 8 pengungsi Kristen.

"Kami telah menginformasikan kepada polisi, tapi mereka tidak mengambil tindakan," kata Adnan.

Namun pernyataan Adnan dibantah polisi yang bertugas di markas polisi Ukhia, di mana kamp Kutupalong berlokasi.

"Tak seorangpun yang melaporkan kasus mengenai serangan ke orang-orang Kristen. Jadi, kami belum menangkap siapapun," kata Mohammad Abul Mansur, polisi di Ukhia.

Bangladesh secara resmi membantah kehadiran pemberontak Rohingya di kamp-kamp pengungsi, namun sejumlah sumber di pemerintahan dan kepolisian secara pribadi mengaku menangkap sejumlah pemberontak dalam beberapa bulan terakhir.

Berita terkait

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

3 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

17 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

22 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

29 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

53 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

20 Maret 2024

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

8 Maret 2024

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

1 Maret 2024

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

1 Maret 2024

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya