Pertama dalam 230 Tahun, Notre Dame Tidak Akan Gelar Misa Natal

Sabtu, 21 Desember 2019 19:05 WIB

Perancah terlihat saat rekonstruksi awal di Katedral Notre Dame, tiga bulan setelah kebakaran besar, di Paris, Prancis 17 Juli 2019. [Stephane de Sakutin / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Katedral Notre Dame tidak akan menggelar Misa Natal untuk pertama kalinya dalam 230 tahun terakhir.

Padahal, Katedral Notre Dame telah menggelar Misa Natal bahkan selama dua perang dunia, yang memberikan harapan di tengah pertumpahan darah.

Namun, kebakaran 15 April telah memaksa katedral berusia 855 tahun itu menghentikan ibadah Misa Tengah Malam untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua abad sejak Revolusi Prancis.

"Ini adalah pertama kalinya sejak Revolusi Prancis bahwa tidak akan ada Misa tengah malam," kata rektor katedral Patrick Chauvet, dikutip dari Daily Mail, 21 Desember 2019.

Bahkan ada kebaktian Natal di tengah pembantaian Perang Dunia I, kata Chauvet. "Karena kanon ada di sana dan kanon harus dirayakan di suatu tempat."

Advertising
Advertising

"Selama Perang Dunia II, tidak ada masalah," tambahnya.
Sepanjang sejarah, Notre Dame ditutup untuk Natal setelah 1789, ketika kaum revolusioner Prancis yang anti-Katolik mengubah katedral menjadi Temple de la Raison, Kuil Akal Sehat.

Gereja Notre Dame di Paris, Prancis dengan rancangan terbaru bernama Paris Heart Beat. sumber: Instagram/GoArchitect/asiaone.com

Pada 25 Desember, Misa Natal Notre Dame akan dipindahkan ke Saint-Germain l'Auxerrois, gereja Gotik di dekat Notre Dame, dikutip dari ABC News. Patung Gotik ikonik katedral "The Virgin of Paris" juga dipajang saat Misa tersebut.

Semua ibadah rutin telah dipindahkan di Saint Germain l'Auxerrois, sambil menunggu rekonstruksi katedral berusia 850 tahun. Derek raksasa berdiri di luar katedral untuk membantu menghilangkan perancah di atas atap yang terbakar.

Perhatian utama rekonstruksi saat ini adalah mengeluarkan bagian-bagian menara yang tersisa, yang telah berdiri sejak abad ke-19, menurut Brigitte Kuster, seorang anggota parlemen yang bertanggung jawab atas informasi tentang rekonstruksi katedral.

Asosiasi Notre Dame Sacred Music juga tidak akan menggelar tradisi tahun ini selama liburan. Mereka membatalkan konser Natal untuk memprotes pemecatan guru-gurunya, sebagai akibat dari kerugian finansial yang disebabkan oleh kebakaran.

Beberapa minggu setelah kebakaran, ada penggalangan dana untuk membantu rekonstruksi. Miliarder dan tokoh dunia telah berjanji menyumbang US$ 1 miliar lebih atau Rp 14 triliun, termasuk US$ 122 juta atau Rp 1,7 triliun yang telah dikumpulkan, untuk dana rekonstruksi Katedral Notre Dame.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

18 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

31 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya