Jaksa Agung Mulai Usut, Evo Morales Sebut Diktator Kuasai Bolivia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 23 November 2019 14:45 WIB

Presiden Bolivia Evo Morales berpidato di hadapan para pendukung di La Paz, Bolivia, 5 November 2019. [REUTERS / Manuel Claure / File Photo]

TEMPO.CO, La Paz – Jaksa Agung Bolivia membuka penyelidikan terhadap bekas Presiden Evo Morales, yang dituding menyebarkan ajakan untuk melawan pemerintah transisi dan melakukan terorisme.

Ini terkait tudingan yang dilontarkan pemerintahan interim bahwa Morales menggerakkan kerusuhan sejak mengundurkan diri dua pekan lalu.

Menteri Dalam Negeri mengajukan pengaduan soal tindak kriminal terhadap bekas pemimpin sosialis itu berdasarkan bukti yang disebut Morales sebagai palsu.

Presiden interim, Jeanine Anez, yang merupakan bekas senator dan menjadi oposan terhadap pemerintahan Morales, menghadapi gelombang aksi unjuk rasa para pendukung Morales sejak terjadinya kevakuman kekuasaan pada pekan lalu.

“Jaksa agung Juan Lanchipa mengatakan menteri Luar Negeri bakal meminta Meksiko agar mengizinkan Morales memberikan keterangan sebagai tersangka dalam investigasi,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 23 November 2019.

Advertising
Advertising

Morales melarikan diri ke Meksiko, yang memberinya status pencari suaka, dan mengatakan dia dijatuhkan lewat kudeta. Setidaknya, 29 orang warga Bolivia, yang kebanyakan penduduk keturunan Indian, tewas ditembak petugas keamanan saat berunjuk rasa membela Morales.

Jaksa Agung, Juan Lanchipa, mengatakan investigasi itu akan didasarkan pada video yang disebarkan Mendagri, Arturo Murillo, kepada media pada pekan ini.

Video itu menunjukkan seorang lelaki Bolivia berbicara lewat speakerphone kepada seseorang yang tampaknya mengarahkan rencana untuk pemblokiran jalan.

Murillo menuding suara itu milik Morales. Sementara Reuters belum bisa memverifikasi otentisitas rekaman video itu.

Soal ini, Murillo mengatakan kepada media di luar kantor jaksa penuntut di La Paz pada Jumat, 22 November 2019. “Buktinya sudah jelas. Kami telah menyerahkannya,” kata Murillo.

Morales tidak bisa dimintai konfirmasi soal isi rekaman video itu.

Namun, Morales menyatakan lewat Twitter bahwa otoritas seharusnya menginvestigasi kematian 30 pemrotes daripada mengejarnya berdasarkan bukti yang dibuat-buat.

Anggota senat BoliviIa dari partai oposisi, Jeanine Anez mengangkat dirinya jadi presidens setelah Evo Morale, presiden yang dikudeta pekan lalu, terbang ke Meksiko. [CNN]

“Angkatan bersenjata telah mengintervensi Mahkamah Agung Pemilu atau Supreme Election Tribunal. Ini merupakan lembaga independen yang sedang diintervensi. Ini menunjukkan Bolivia kita sekarang berada dalam kekuasaan diktator,” kata Morales lewat akun @evoespueblo.

Saat ini, sejumlah ruas jalan di blokir di Bolivia oleh para pendukung Morales. Ini membuat jalur suplai bahan bakar minyak dan makanan terputus ke sejumlah kota.

Otoritas mencoba mensiasati ini dengan mengangkut 1.400 ton makanan dengan pesawat selama sepekan terakhir karena blokade jalan di Bolivia ini.

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

12 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

12 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

12 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

12 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

24 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya