Erdogan dan Mike Pence Sepakat Gencatan Senjata di Suriah

Jumat, 18 Oktober 2019 09:30 WIB

Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menlu AS Mike Pompeo bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Istana Presiden di Ankara, Turki, 17 Oktober 2019. [REUTERS / Huseyin Aldemir]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Wakil Presiden AS Mike Pence sepakat untuk gencatan senjata lima hari di Suriah. Keduanya juga sepakat menerima kehadiran militer Turki di Suriah utara.

Menurut laporan New York Times, 18 Oktober 2019, kesepakatan ini terjadi setelah hampir lima jam perundingan di Ankara, Turki. Pence memuji perjanjian itu sebagai kemenangan diplomatik bagi Presiden Trump, menyebutnya sebagai solusi yang akan menyelamatkan banyak nyawa.

"Perjanjian itu mengakhiri kekerasan, yang harus dilakukan Presiden Trump di sini," kata Pence pada konferensi pers di kediaman duta besar.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menolak istilah gencatan senjata dan mengatakan itu hanya jeda untuk operasi militer Turki. Dia menambahkan bahwa sebagai hasil dari kepemimpinan terampil Presiden Erdogan, Turki mendapatkan apa yang diinginkan.

Dikutip dari CNN, Presiden Trump berterima kasih kepada Wakil Presiden Mike Pence dan Menlu AS Mike Pompeo karena melakukan perjalanan untuk bertemu dengan Presiden Erdogan di Turki, untuk perundingan gencatan senjata.

Advertising
Advertising

Trump mengatakan bahwa apa yang dia lakukan di kawasan itu "tidak konvensional."

"Kadang-kadang Anda harus membiarkan mereka berkelahi sebentar ... benar? Kadang-kadang Anda harus membiarkan mereka berkelahi. Ini seperti dua anak dalam banyak hal, Anda harus membiarkan mereka berkelahi dan kemudian Anda memisahkan mereka," kata Trump tentang konflik.

Asap membubung usai serangan yang dilancarkan pemberontak Suriah pro-Turki di atas kota Ras al Ain, Suriah, 15 Oktober 2019. Pejuang Suriah yang didukung Turki melakukan serangan pada Kurdi di kota Ras al-Ain. REUTERS/Stoyan Nenov

Sementara Tentara Nasional Suriah (SNA), pemberontak Suriah yang didukung Turki juga dikenal sebagai Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA), mendukung kesepakatan yang dicapai antara AS dan Turki untuk menghentikan operasi Turki di Suriah.

Jenderal Mazloum Abdi, komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), mengatakan SDF siap untuk mematuhi gencatan senjata dan akan melakukan semua yang diperlukan untuk mencapainya, menurut ketua bersama Dewan Demokratik Suriah Majdoleen Hassan.

SNA mengatakan mereka mengandalkan AS untuk mengimplementasikan perjanjian itu dan menjamin bahwa Partai Uni Demokrat akan melakukan bagian mereka dari perjanjian itu, kata juru bicara Tentara Nasional Suriah Mayor Yousef Hamoud. Partai Uni Demokratik atau PYD adalah partai oposisi Kurdi berbasis Suriah yang sayap bersenjatanya adalah YPG-Kurdi-Suriah.

Seorang komandan Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki, Free Syrian Army, mengatakan mereka telah menerima instruksi untuk menghentikan operasi militer dan berhenti maju di Suriah.

Kesepakatan itu secara singkat menghentikan invasi Turki ke Suriah utara yang dimulai Rabu lalu, setelah Trump menarik pasukan Amerika dari perbatasan Turki-Suriah. Penarikan pasukan AS memungkinkan pasukan Turki memasuki kantong wilayah yang dikuasai Kurdi. Namun, dalam banyak hal, perjanjian tersebut merupakan kemenangan bagi Turki, memberikannya sebagian besar dari apa yang diinginkannya dan menghindari ancaman sanksi ekonomi Trump terhadap Turki.

Turki berusaha memaksa mundur para milisi Kurdi Suriah dari perbatasan. Kurdi sebelumnya adalah sekutu Amerika Serikat melawan ISIS, tetapi Turki menganggapnya sebagai teroris.

Sejak 2012, pasukan Kurdi telah memanfaatkan kekacauan perang saudara Suriah untuk membentuk wilayah otonom di sepanjang perbatasan dengan Turki, bebas dari kendali pemerintah Suriah. Mereka memperluas wilayah mereka dengan bermitra dengan pasukan Amerika untuk mengusir militan ISIS dari daerah tersebut.

Perjanjian itu sekarang menjanjikan Turki bahwa pasukan Kurdi itu akan mundur dari daerah itu tanpa perlawanan, sementara Amerika Serikat menerima "zona aman" yang dikontrol Turki dan setuju untuk membatalkan ancaman sanksi ekonomi dari Presiden Trump atas invasi Turki ke Suriah.

Berita terkait

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

4 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

4 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

6 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

7 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

9 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

10 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

15 hari lalu

Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

Peringatan itu muncul saat Teheran menjanjikan pembalasan terhadap Israel atas serangan mematikan 1 April lalu terhadap konsulat Iran di Suriah.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

15 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

15 hari lalu

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran ntuk eskalasi regional

Baca Selengkapnya

Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

16 hari lalu

Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

Israel mewaspadai serangan balasan dari Iran usai terbunuhnya dua jenderal dari Garda Revolusi.

Baca Selengkapnya