Trump Umumkan Rencana Perdamaian Palestina Setelah Pemilu Israel

Senin, 19 Agustus 2019 17:00 WIB

Presiden AS Donald Trump memberikan dekrit kepada PM Israel Benjamin Netanyahu, yang mengakui Dataran Tinggi Golan milik Israel, 25 Maret 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump akan mengungkapkan rencana perdamaian Timur Tengah antara Palestina dan Israel setelah pemilu Israel pada 17 September.

"Kami mungkin akan menunggu pengumuman rencana perdamaian Timur Tengah sampai setelah pemilihan Israel," kata Trump, menambahkan bahwa AS mungkin akan membocorkan sebagian kecil rencana sebelumnya, seperti dikutip dari Times of Israel, 19 Agustus 2019.

Menurut Donald Trump rencana perdamaian Palestina dan Israel adalah kesepakatan terberat yang pernah dibuat.

Bagian pertama dari rencana perdamaian Timur Tengah Trump pada bagian ekonomi, dipresentasikan di Manama, Bahrain, pada bulan Juni di lokakarya "Peace to Prosperity" yang dipimpin oleh Jared Kushner, menurut The Jerusalem Post.

Utusan khusus AS Jason Greenblatt juga berbicara tentang rencana pengembangan ekonomi yang diusulkan US$ 50 miliar (Rp 711 triliun) untuk Palestina, Yordania, Mesir dan Lebanon sebagai bagian perjanjian damai.

Advertising
Advertising

Puluhan pejabat pemerintah dan perwakilan dari seluruh dunia mengambil bagian dalam konferensi termasuk dari negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania dan Maroko, tetapi tidak ada perwakilan pemerintah dari Israel atau Otoritas Palestina dan sangat sedikit Pengusaha Palestina hadir.

Palestina memboikot acara tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah upaya untuk "menyuap" rakyat Palestina, dan Bahrain memutuskan untuk tidak mengundang pejabat pemerintah Israel karena tidak ada pihak pemerintah Palestina yang hadir.

Otoritas Palestina telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam rencana perdamaian Trump, bahkan sebelum melihat bagian politik yang kemungkinan akan berurusan dengan perbatasan.

Awalnya rencana itu akan diumumkan musim panas ini, tetapi ditunda setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mengumpulkan koalisi setelah pemilihan umum bulan April dan menyerukan pemungutan suara baru, yang sekarang dijadwalkan pada 17 September.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia bersedia menunggu dan melihat isi dari rencana tersebut, tetapi menegaskan dia tidak akan berkompromi dengan keamanan Israel.

Belum ada perincian yang telah dipublikasikan sejauh ini tentang bagaimana rencana tersebut menangani masalah-masalah utama seperti negara Palestina yang merdeka, kendali Israel atas Tepi Barat, nasib Yerusalem, dan "hak untuk kembali" bagi warga Palestina ke rumah-rumah tempat mereka tinggal setelah melarikan diri atau diusir Israel pada tahun 1948.

Namun seperti dilaporkan Times of Israel, para pejabat AS telah mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung otonomi Palestina dan pemerintahan Palestina sendiri, tetapi berhenti mendukung pembentukan negara Palestina.

Berita terkait

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

56 menit lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

2 jam lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

4 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

4 jam lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

6 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

6 jam lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

8 jam lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya