Eks Mata-mata Australia Mengaku Bersalah Sadap Timor Leste

Rabu, 7 Agustus 2019 01:10 WIB

Mantan pengacara Saksi K, Bernard Collaery.[The Canberra Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan mata-mata Australia mengaku bersalah pada Selasa kemarin, atas tuduhan menyadap pemerintah Timor Leste.

Menurut laporan South China Morning Post, 6 Agustus 2019, pengacara untuk mantan agen yang hanya dikenal sebagai "Saksi K", mengatakan kepada Pengadilan Canberra bahwa dia akan mengaku bersalah melakukan operasi mata-mata terhadap pemerintah Timor Leste.

Mantan pengacara Saksi K, Bernard Collaery, yang didakwa berkonspirasi karena melanggar kerahasiaan dengan kliennya, mengatakan ia akan terus melawan dakwaan itu.

Saksi K harus berjuang melawan kasus hukumnya, sebab Australia tidak memiliki undang-undang perlindungan whistle blower atau pelapor yang mengungkap dugaan kesalahan pemerintah.

Kasus terhadap Saksi K dan Collaery terkuak setahun yang lalu, ketika mereka dituduh melanggar Undang-Undang Layanan Intelijen karena mengungkapkan rincian operasi untuk mengganggu ruang kabinet Timor Leste pada tahun 2004 selama negosiasi atas perjanjian minyak, gas, dan batas laut.

Advertising
Advertising

Perselisihan yang berlarut-larut atas perbatasan laut, dengan miliaran dolar AS dalam pendapatan gas lepas pantai dipertaruhkan, akhirnya diselesaikan pada Maret 2018 dan parlemen Australia meratifikasi kesepakatan baru minggu lalu.

Timor Leste, yang berpisah dari Indonesia pada tahun 2002, menjadi miskin dan sangat tergantung pada ekspor minyak dan gas.

Pada 2006, ia menandatangani perjanjian maritim dengan Australia yang mencakup ladang gas Greater Sunrise yang luas antara kedua negara, yang diperkirakan bernilai antara US$ 40-50 miliar (Rp 570-700 triliun)

www.tcetoday.com

Namun pemerintah Timor Leste di Dili kemudian menuduh Australia memata-matai untuk keuntungan komersial dan menuntut perjanjian itu dibatalkan.

Saksi K adalah kunci untuk Timor Lorosae dalam kasus ini, yang akhirnya dijatuhkan Dili pada Juni 2015 setelah Australia mengembalikan dokumen-dokumen sensitif, yang mengarah ke penyelesaian sengketa yang akhirnya terjadi.

Sikap keras Australia dalam perselisihan dengan tetangganya yang miskin merusak reputasi Australia, dan Collaery menyarankan tuduhan terhadapnya dan kliennya bermotivasi politik.

"Ini adalah dorongan yang sangat bertekad untuk menyembunyikan politik kotor...dengan kedok sekarang sebagai keharusan keamanan nasional," kata Collaery, mantan jaksa agung untuk Wilayah Ibu Kota Australia yang termasuk Canberra.

Dia menyatakan simpati atas keputusan mantan agen mata-mata Australia untuk mengaku bersalah, daripada melanjutkan perjuangan enam tahun melawan tuduhan memata-matai pemerintah Timor Leste.

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

5 hari lalu

Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

Pengadilan Tinggi Spanyol membuka kembali penyelidikan atas penggunaan perangkat lunak Pegasus milik perusahaan intelijen siber Israel, NSO Group.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

6 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya