Lambang Negara Rusia Muncul saat Donald Trump Pidato

Jumat, 26 Juli 2019 16:00 WIB

Presiden Trump berbicara pada konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi pemuda konservatif Turning Point USA pada hari Selasa. Terlihat lambang seekor elang berkepala dua, mirip lambang nasional Rusia.[Doug Mills / The New York Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang ganjil ketika Presiden Donald Trump memberi pidato, yakni simbol negara Rusia terpampang pada acara di depan pendukungnya.

organisasi pemuda konservatif Turning Point USA (TPUSA) menggelar konferensi siswa sekolah SMA di hotel Washington, di mana Donald Trump menjadi pembicara pada Selasa kemarin.

Terlihat ada yang tak lazim ketika presiden terekam berbicara di atas panggung. Gambar yang dipasang di layar bukanlah gambar elang botak yang menjadi lambang kepresidenan Amerika Serikat, menurut laporan New York Times, 26 Juli 2019.

Namun gambar itu adalah elang berkepala dua memegang tongkat golf, yang persis dengan lambang negara Rusia.

Penampilan lambang palsu di acara itu sepertinya membuat semua orang terkecoh. Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan kepada The New York Times bahwa para pejabat tidak meninjau gambar sebelum muncul.

Advertising
Advertising

Turning Point USA awalnya mengatakan tidak tahu bagaimana lambang itu muncul di sana.

Entah. Apakah itu sebuah lelucon atau pernyataan politik? Atau apakah itu kesalahan sederhana oleh tim audiovisual, yang mungkin menarik salinan gambar yang salah dari internet?

Lambang Kepresidenan Amerika Serikat (kiri) dan lambang yang dipasang pada acara Turning Point USA pada hari Selasa.[Doug Mills / The New York Times dan Jonathan Ernst / Reuters]

Tak lama beberapa jam setelahnya, seorang pembantu audiovisual untuk kelompok mahasiswa konservatif Turning Point USA dipecat minggu ini setelah konferensi Teen Student Action Summit, menurut laporan CNN.

TPUSA meminta maaf atas kejadian itu, memberi tahu bahwa ada niat jahat di balik citra tersebut.

"Kami minta maaf atas kegaduhan ini dan bukan berarti tidak ada rasa hormat kepada Gedung Putih atau Presiden atau tim pendahulu," kata sumber TPUSA.

Orang yang bertanggung jawab, anggota tim AV TPUSA, dipecat setelah kejadian. Menurut sumber yang mengetahui kejadian itu, insiden itu hanyalah kesalahan pencarian gambar Google.

TPUSA memiliki berbagai gambar acara di layar, tetapi beberapa jam sebelum acara menjelang pidato Trump, tim diberitahu bahwa mereka harus mengubah gambar latar menjadi lambang kepresidenan, yang mendorong pencarian untuk gambar berkualitas tinggi.

"Salah satu anggota tim video kami melakukan pencarian Google Image untuk lambang presiden beresolusi tinggi," kata seorang sumber yang akrab dengan insiden itu, menambahkan bahwa individu bersangkutan melakukan pencarian tergesa-gesa karena tekanan acara, dan tidak tidak menyadari bahwa itu adalah lambang yang sudah diedit.

Ternyata lambang editan itu adalah suvenir yang dijual oleh anti-Trump di toko online.

Dalam sebuah wawancara dengan The Times, pemilik toko, Charles, mengatakan ia telah menciptakan gambar itu, berdasarkan pada elang berkepala dua Rusia, kurang lebih setahun yang lalu karena frustrasi dengan Trump dan kebijakannya. Dia meminta agar nama belakangnya tidak dipublikasi karena dia takut menerima pesan kebencian online.

"Ini adalah karya seni paling kecil yang saya pikir pernah saya rancang," kata Charles, yang berbasis di Virginia dan bekerja dalam produksi video dan desain grafis. "Ini adalah hal sepele, hal kecil yang bisa kupikirkan untuk menusuknya karena dia membuatkanku pusing dengan politiknya."

Setelah dia mengedit lambang itu, Charles membagikannya dengan teman-teman, yang mendorongnya untuk menjualnya secara online, jadi dia membuat situs web dan toko online.

Kemudian, pada hari Kamis pagi, dia berkata bahwa dia terkejut menemukan karyanya di sebuah artikel berita ketika dia sedang minum kopi dan melihat Reddit.

"Ini membuat hari saya bahagia," katanya.

Gambar suntingan Charles dengan cepat menjadi titik pembicaraan di antara kaum liberal dan konservatif. Di online, beberapa orang senang dan menyebutnya serangan blunder yang brilian. Yang lain mengecamnya.

Lambang presiden tradisional AS merupakan gambar elang, yang memegang panah yang mewakili perang di satu cakar dan cabang zaitun mewakili perdamaian di yang lain. Sebuah spanduk di atas kepalanya bertuliskan "E Pluribus Unum," Latin untuk "Out of Many, One" yang berarti "Dari sekian yang banyak, hanya ada satu."

Elang dalam gambar yang diubah memiliki dua kepala, simbol yang ditampilkan pada lambang nasional Rusia, bendera beberapa negara lain dan logo untuk dua resor golf Trump di Skotlandia. Simbol ini sering dikaitkan dengan kekuasaan dan kekaisaran.

Dalam lambang itu, elang menggenggam tongkat golf dan apa yang tampak seperti setumpuk uang di cakarnya. Spanduk di atas kepalanya bertuliskan "45 Es un Títere," bahasa Spanyol untuk "45 Is a Puppet." Dan sebuah perisai di dada elang menampilkan lima contoh palu dan arit, simbol Komunis yang terkait dengan Revolusi Rusia.

Tidak jelas apakah Presiden Donald Trump mengetahui lambang palsu itu. Namun saat gambar elang Rusia ditampilkan, Donald Trump menyampaikan pidato selama hampir 80 menit di depan pendukungnya.

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

7 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

23 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya