Polisi Hong Kong Tangkap 6 Demonstran

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 8 Juli 2019 20:00 WIB

Puluhan ribu demonstran di Hong Kong melakukan aksi protes di tempat-tempat pariwisata untuk mendapat dukungan dari turis. Sumber: REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong menangkap enam orang saat berlangsung unjuk rasa di area wisata, yang banyak dikunjungi turis asal Cina.

Baca juga: Unjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney

Unjuk rasa ini dilakukan untuk menyebarkan informasi kepada warga Cina mengenai kondisi politik yang telah mengguncang Hong Kong selama sebulan terakhir.

“Panitia unjuk rasa mengatakan ada 230 ribu orang berunjuk rasa melewati jalan-jalan di area Kowloon di seberang pelabuhan dekat distrik pusat bisnis Hong Kong,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 8 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Pengunjuk rasa memprotes amandemen legislasi mengenai ekstradisi. Legislasi itu memungkinkan warga Hong Kong dikirim ke Cina untuk ekstradisi.

Baca juga: Media Cina Tuding Barat Dukung Unjuk Rasa Hong Kong

Polisi mengatakan jumlah pengunjuk rasa hanya sekitar 56 ribu orang atau jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pengunjuk rasa versi panitia.

Otoritas Cina berupaya memblokir kabar mengenai unjuk rasa besar-besaran dalam sejarah Hong Kong. Ini karena pejabat Cina merasa khawatir unjuk rasa ini bakal memicu unjuk rasa serupa menentang pemerintah Cina.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menghentikan pembahasan legislasi ekstradisi ini karena maraknya penolakan publik. Sempat terjadi unjuk rasa besar-besaran dan konflik antara polisi dan warga.

Baca juga: Inggris Minta Hong Kong Dengarkan Aspirasi Publik Soal Ekstradisi

Pada pekan lalu, pengunjuk rasa menyerbu masuk ruang Gedung Parlemen dan meminta amandemen legislasi tadi dicabut serta Carrie untuk mundur.

Hong Kong selama ini menjalani formula politik satu negara dua sistem sejak dikembalikan Inggris ke Cina pada 1997. Ini membuat warga Hong Kong bisa menikmati kebebasan ala negara berdasar asa demokrasi, yang tidak dirasakan mayoritas warga Cina.

CNN melansir para pengunjuk rasa berkumpul di stasiun Kowloon Barat, yang menghubungkan Hong Kong dan Cina. Sebagian pengunjuk rasa meneriakkan protes dalam bahasa Cina agar turis asal Cina bisa memahami pesan protes mereka.

Baca juga: Begini Cara Hong Kong Mendorong Pertumbuhan Mobil Listrik

Para pengkritik termasuk asosiasi jurnalis Hong Kong menilai legislasi itu bisa mengancam kedaulatan hukum Hong Kong dan reputasi internasional sebagai pusa keuangan Asia.

Sejumlah konglomerat di Hong Kong mulai memindahkan uang simpanannya dari Hong Kong ke Singapura.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

9 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

10 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

17 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya