Iran Mau Dialog dengan Amerika Serikat Asal Sanksi Dicabut
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 4 Juli 2019 21:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tehran dan Washington bisa melakukan perundingan jika Amerika Serikat menghentikan sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada pejabat tinggi Iran, diantaranya Ayatollah Ali Khamenei.
"Menggelar pembicaraan dengan Amerika Serikat bisa dievaluasi oleh Iran jika Presiden Donald Trump mencabut sanksi-sanksi dan jika pemimpin tertinggi kami, Ayatollah Ali Khamenei, memberikan izin kepada kami untuk dilakukan pembicaraan semacam itu," kata Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi.
Menurut Alavi, Amerika Serikat takut terhadap kekuatan militer Iran sehingga memutuskan untuk menyerang negaranya. Ucapan itu berkaca pada sikap Presiden Trump yang membatalkan rencana serangan militer pada 20 Juni 2019. Trump beralasan pembatalan itu demi menyelamatkan nyawa 150 orang.
Baca juga :Warga Iran Lebih Cemas Sanksi Dibanding Perang dengan AS
Baca juga:Iran Siap Perkaya Uraniumnya Melebih Batas Perjanjian Nuklir
Akan tetapi, pembatalan rencana serangan militer itu tak meluluhkan Iran. Pada 3 Juli 2019 lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan pihaknya siap meningkatkan pengayaan uranium hingga melebihi batas 3.67 persen yang ditetapkan pada kesepakatan nuklir 2015. Rencana itu akan benar-benar dilakukan Tehran jika negara-negara penandatangan perjanjian nuklir Iran 2015 tidak memenuhi janji mereka.
Gertakan Presiden Rouhani itu pun segera dibalas Trump melalui Twitter. Miliarder asal New York itu pun memperingatkan dunia akan ancaman Iran tersebut.
"Rouhani berkata mereka akan memperkaya uraniumnya sebanyak yang mereka mau jika tidak ada kesepakatan nuklir baru. Hati-hati dengan ancaman mu Iran, mereka dapat menggigit balik dengan gigitan yang lebih besar!," tulis Trump.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran meningkat semenjak Presiden Trump memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir yang dibuat pada 2015 antara Iran dan enam negara-negara kekuatan dunia. Selain menarik diri dari kesepakatan, Presiden Trump pun memberlakukan lagi sanksi yang sebelumnya diangkat karena Iran setuju menekan program nuklirnya.
RISANDA ADHI PRATAMA | REUTERS