Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Iran Lebih Cemas Sanksi Dibanding Perang dengan AS

image-gnews
Para wanita muslim Syiah Iran berdoa pada tengah malam saat berburu malam Lailatul Qadar di Teheran tengah, Iran, 8 Juni 2018. Malam ganjil menjadi prioritas muslim melakukan iktikaf untuk mendapatkan Lailatul Qadar. AP
Para wanita muslim Syiah Iran berdoa pada tengah malam saat berburu malam Lailatul Qadar di Teheran tengah, Iran, 8 Juni 2018. Malam ganjil menjadi prioritas muslim melakukan iktikaf untuk mendapatkan Lailatul Qadar. AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak warga Iran dikabarkan lebih khawatir sanksi Amerika Serikat dibanding berperang.

Banyak warga Iran kesusahan dengan sanksi AS setelah Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.

Trump menyebutnya "kesepakatan terburuk yang pernah ada" tetapi dengan semua indikasi, Iran mematuhi perjanjian tersebut dan menahan diri untuk tidak mengembangkan program senjata nuklir.

Baca juga: Dituduh Melanggar Kesepakatan Nuklir, Ini Reaksi Iran

Ketegangan selama berbulan-bulan antara Teheran dan Washington telah membuat AS mengerahkan kapal induk, pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir, pesawat tempur F-22, dan ribuan tentara tambahan ke Timur Tengah.

Baru-baru ini Iran menembak jatuh drone mata-mata AS yang diklaim melanggar wilayah udara Iran. Iran tetap bergeming.

Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengkritik kehadiran militer AS di Teluk pada Selasa kemarin.

"Mereka pikir mereka bisa datang dan menduduki suatu negara dengan mengirim empat kapal perang ke wilayah itu. Jika mereka bersatu melawan kita, mereka harus membayar harga untuk itu," katanya.

Kapal induk kelas Nimitz USS Abraham Lincoln transit di Terusan Suez di Mesir, 9 Mei 2019. Foto diambil pada 9 Mei 2019. [Dan Snow / US Navy / REUTERS]

Namun warga Iran tidak percaya Iran akan berperang dengan AS. Salah satunya mahasiswa 23 tahun di Teheran bernama Sajjad Nazary.

"Trump terlalu pintar untuk melakukan itu dan dia tidak akan merugikan dirinya sendiri seperti itu," kata Nazary. "Situasinya berbahaya tetapi tidak ada dari kita yang sadar akan politik. Mungkin semua ini merupakan ancaman untuk membuka beberapa cara baru."

Baca juga: Iran dan Irak Bangun Rel Kereta Sepanjang 32 Km Senilai Rp 2,1 T

Warga mungkin tidak percaya Iran akan berperang, tapi ancaman ekonomi lebih mengkhawatirkan.

"Harus ada beberapa negosiasi. Kedua pihak harus berbicara dengan ramah. Mereka harus memikirkan orang-orang Iran dan masyarakat Iran dan masyarakat Amerika. Orang-orang muda seharusnya tidak menderita lebih dari ini," kata Nahroba Alirezei, seorang guru bahasa Inggris berusia 35 tahun, mengutip laporan Al Jazeera, 3 Julli 2019.

Saat ini nilai riyal Iran jatuh dari 32.000 per dolar AS, menjadi hampir 130.000 per dolar AS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Warga Iran membakar bendera Amerika Serikat dalam peringatan perebutan Kedutaan Besar AS, di Teheran, Iran, 4 November 2018. Tasnim News Agency /Handout via REUTERS

Warga lain bernama Mehdi Hamzeh Nia, salesman berusia 39 tahun, mengatakan keruntuhan ekonomi bukan hanya karena sanksi tetapi juga kesalahan tata kelola pemerintah.

"Saya pikir 50 persen terkait dengan sanksi dan 50 persen dalam negeri. Bahkan jika 50 persen masalah asing diselesaikan, dan 50 persen dalam negeri tidak tetap, situasi kita masih akan menjadi lebih buruk," katanya.

Baca juga: Trump Setuju Bantu Iran Jadi Negara Kaya, Syaratnya?

Jatuhnya rial telah memukul para pensiunan sangat keras. Yussuf, seorang pensiunan pejabat perbankan yang hanya memberikan nama panggilannya, mengatakan hal-hal tetap sangat sulit bagi mereka yang berpenghasilan tetap seperti dirinya. Dia mengatakan dia mengambil pekerjaan sambilan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

"Saya pikir dalam situasi yang sangat sulit, keputusan bijak dibuat lebih mudah. Saya pikir para pejabat di saat yang tepat tidak akan membiarkan kita jatuh dari tepi jurang," katanya, namun dia tidak memuji pendekatan Trump.

"Di masa lalu dia tidak dapat diprediksi tetapi sekarang dia hampir bisa diprediksi," kata Yussuf. "Untuk semua orang di seluruh dunia, sekarang jelas bahwa dia hanya memikirkan kepentingan Amerika."

Nazary dan Hamzeh Nia mengatakan mereka berpikir untuk meninggalkan Iran karena tekanan. Hamzeh Nia mengatakan dia khawatir tentang bagaimana menghidupi keluarganya, termasuk putranya yang berusia 5 tahun.

"Kami akan senang pergi jika situasinya tetap seperti ini," kata Hamzeh Nia. "Tidak ada masa depan untukmu di sini."

Baca juga: Iran Terancam Berperang dengan AS, Apa Reaksi Penduduk Teheran?

Tetapi kekhawatiran yang paling mendesak bagi Alirezei, guru bahasa Inggris, adalah kebutuhan untuk meredakan ketegangan.

"Bukan ide yang bagus untuk menanggapi ancaman dengan ancaman," kata Alirezei.

Ketika ditanya apa yang dia harapkan, dia menjawab dalam bahasa Inggris, "Damai, damai sejahtera."

Sejak Revolusi Islam 1979, pemerintah Iran telah bergerak di antara krisis ekonomi yang melibatkan perencanaan dan tata kelola yang buruk, yang diperparah dengan sanksi Amerika Serikat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

51 menit lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

8 jam lalu

Pameran foto peninggalan Kerajaan Majapahit karya Nigel Bullough, yang dipamerkan di House of Sampoerna Surabaya, Senin malam (7/9). Pameran tersebut untuk memperingati 650 tahun perjalanan Raja Hayam Wuruk mengelilingi bagian timur Jawa. Foto: ANTAR
Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?


Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

12 jam lalu

Logo PWI. Istimewa
Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

12 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

15 jam lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

22 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

1 hari lalu

Tank Korea Utara mengikuti latihan militer yang dipandu oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis pada 14 Maret 2024. Latihan militer ini dirancang untuk memeriksa kemampuan tempur awak tank dan membuat mereka terbiasa dengan aksi tempur pada berbagai misi taktis. KCNA via REUTERS
Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.


Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

1 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan kabinet di Teheran, Iran, 8 Oktober 2023. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.


Konflik Iran-Israel Picu Penurunan Harga Emas

1 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Konflik Iran-Israel Picu Penurunan Harga Emas

Konflik Iran dan Israel di Timur Tengah berpengaruh pada harga emas.


Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Konflik Iran-Israel dan putusan Mahkamah Konstitusi berpengaruh pada nilai tukar rupiah.