Beli Sistem S-400 Rusia, India Bayar dengan Euro

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 1 Juli 2019 16:35 WIB

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Perdana Menteri India, Narendra Modi (kanan) saat keduanya bertemu di New Delhi pada Kamis malam, 4 Oktober 2018 waktu setempat, untuk kerja sama 20 bidang. Indian Express

TEMPO.CO, New Delhi - Pemerintah India dikabarkan akan membayar pembelian sistem rudal anti-serangan udara S-400 buatan Rusia dengan menggunakan mata uang euro.

Baca juga: Modi dan Putin Bertemu, Bahas Rudal S-400 Senilai Rp 76 Triliun

Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale, menyatakan sikap negaranya untuk membeli sistem senjata ini tidak berubah meskipun mendapat protes dari Amerika Serikat.

“Tapi ini tidak menghapus atau mengurangi kemungkinan AS mengenakan sanksi seperti diatur dalam CAATSA,” kata Amit Cowshish, bekas penasehat keuangan kementerian Pertahanan India, seperti dilansir Sputnik News pada Jumat, 28 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Baca juga: AS Ancam India jika Beli Sistem Pertahanan S-400 Rusia, Ada Apa?

Pemerintah India sengaja memilih mata uang euro untuk membayar pembelian senjata canggih ini yang bernilai sekitar US$5.43 miliar atau sekitar Rp77 triliun.

AS memiliki ketentuan berupa legislasi bernama Countering American Adversaries Through Sanctions Act atau CAATSA.

Menurut Cowshish, India dan Rusia telah memfinalisasi mekanisme pembayaran yang tidak hanya mewujudkan kesepakatan itu tapi juga mencegah gangguan suplai seperti tercantum dalam kontrak.

Baca juga: Ancam Sanksi Senjata AS, 4 Negara ini Berniat Beli S-400 Rusia

Cowshish, yang lama bekerja di bagian audi di kantor kementerian Pertahanan, mengaku tidak tahu bagaimana AS bakal bereaksi mengenai isu pembelian S-400 ini.

“Saya yakin hal ini masih berlanjut,” kata Cowshish. Menurut dia, Menteri Urusan Luar Negeri India dan Menteri Pertahanan AS, Mike Pompeo, telah bertemu baru-baru ini.

Saat bertemu Pomepo, Menteri Urusan Luar India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan New Delhi bakal mengejar kepentingan nasionalnya terkait hal ini.

Menurut Lembaga Kerja Sama Teknis Militer Federasi Rusia, pengiriman sistem rudal anti-serangan udara S-400 Triumf ini bakal dilakukan pada 2020. Lembaga ini juga menyebutkan isu terkait pembayaran telah selesai.

Kongres AS mengesahkan CAATSA pada Agustus 2017 untuk menghukum Rusia dengan mengenai sanksi terhadap individu yang berbisnis dengan sektor pertahanan Rusia. Ketentuan di dalam CAATSA mengatur mandat yang membuat India sulit membayar kesepakatan itu menggunakn dolar AS.

Berita terkait

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

39 menit lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

4 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

23 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya