TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menegaskan bahwa akuisisi sistem pertahanan udara S-400 Rusia bisa memicu sanksi bagi negara dan entitas lain di seluruh dunia.
Departemen Luar Negeri AS pernah menentang niat Turki untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Sanksi pembelian senjata asing terutama Rusia susia dengan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), yakni undang-undang sanksi yang diberlakukan untuk Iran, Korea Utara dan Rusia.
Baca: Lawan Sanksi Amerika, Rusia Percepat Tinggalkan Dolar
Seperti dikutip dari situs Kementerian Keuangan AS, www.treasury.gov, 25 Agustus 2018, pada 2 Agustus 2017, Presiden Donald Trump menandatangani UU CAATSA atau Hukum Publik 115-44, Untuk memberikan tinjauan kongres dan melawan agresi oleh Pemerintah Iran, Federasi Rusia, dan Korea Utara, dan untuk tujuan lain.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, menjelaskan bahwa pemerintah di seluruh dunia telah diperingatkan untuk tidak membeli sistem pertahanan S-400 Rusia, dengan catatan bahwa AS akan mengenakan sanksi terhadap mereka, yang tidak mengikuti rekomendasi tersebut. Sejauh ini sistem S-400 digunakan oleh Rusia, Belarus, dan Cina, tetapi sejumlah negara lain juga tertarik untuk membelinya. Berikut ini negara-negara yang berencana membeli sistem persenjataan S-400 Rusia, seperti dilansir Sputniknews, 25 Agustus 2018.
1. India
Rusia dan India mencapai kesepakatan awal untuk pengiriman S-400 pada Oktober 2016, tetapi kontrak belum ditandatangani. Pada 20 Agustus 2018, Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer-Teknis (FSMTC) Dmitry Shugaev mengumumkan bahwa kedua negara hampir menandatanganinya dan mengatakan bahwa konsesi tertentu telah dibuat dalam hal harga akhir untuk mitra strategis Rusia. Dia mengharapkan kontrak akan ditandatangani pada akhir tahun, kemungkin pada Oktober.
Baca: AS Ancam India jika Beli Sistem Pertahanan S-400 Rusia, Ada Apa?
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dan radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. topwar.ru
Amerika Serikat telah memperingatkan India tentang konsekuensi membeli sistem pertahanan rudal Rusia. India mengirim delegasi pejabat angkatan bersenjata senior dan ahli teknis untuk mencoba dan membujuk AS agar memberikan India pengecualian dari sanksi atas akuisisi sistem S-400. Pada 2 Agustus diumumkan bahwa AS telah memasukkan pengabaian tersebut dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2019.
2. Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi pertama kali menunjukkan minatnya terhadap sistem pertahanan udara Rusia selama Dubai Airshow 2015, menurut kepala perusahaan Rusia Rostec dan kemudian dikonfirmasi oleh Duta Besar Rusia untuk Arab Saudi, Oleg Ozerov. Pada 2017 Moskow dan Riyadh mencapai kesepakatan tentang pasokan berbagai jenis senjata Rusia ke kerajaan, termasuk sistem rudal anti-pesawat S-400. Kontrak belum ditandatangani karena pihak masih merahasiakan rincian teknis dari perjanjian.
Baca: Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
Rusia telah mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 Triumf yang dapat membidik 36 pesawat dalam radius 150 km. S-400 dilengkapi empat macam rudal yang berbeda jangkauannya, yaitu rudal 40N6 (jangkauan 400 km, rudal 48N6 (250 km), rudal 9M96E dan 9M96E2 (40 km dan 120 km). Rudal S-400 mampu melaju dengan kecepatan 4,8 km/detik, sehingga target sejauh 400 km dapat dihancurkan dalam waktu 83 detik saja. Triumf juga mampu menghadang rudal balistik. Sputnik/ Sergey Malgavko
3. Qatar
Pada Januari 2018, Duta Besar Qatar untuk Rusia Fahad bin Mohammed Attiyah mengatakan Qatar tengah berada dalam tahap pembicaraan dengan Rusia mengenai akuisisi sistem S-400. Namun terlepas dari tekanan oleh AS, Doha mungkin dilaporkan menghadapi reaksi keras atas S-400 dari tetangganya Arab Saudi, menurut laporan oleh media Prancis La Monde, mengutip surat Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Baca: Saudi Berkeberatan, Rusia Tetap Jual S-400 ke Qatar
Rusia dan Qatar telah menegaskan bahwa tekanan Arab Saudi pada kesepakatan S-400 tidak akan menghentikan keduanya dari rencana pembelian.
4. Irak
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya telah menandatangani kesepakatan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Triumph dengan Rusia dan telah membayar uang muka. Pembelian ini membuat heboh NATO, bahkan seorang jendral NATO mengatakan Turki akan menghadapi konsekuensi. AFP/Rissian Defence Ministry
Baghdad menyatakan minatnya untuk membeli sistem S-400 Rusia pada Februari 2018, dengan alasan kebutuhan untuk memperoleh persenjataan yang akan memperkuat keamanan Irak dan Angkatan Bersenjata negara itu. Tetapi pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Irak, Ibrahim Jaafari, mencatat bahwa kemungkinan sanksi AS merupakan hambatan dalam hal kesepakatan tersebut, tetapi mengatakan bahwa Irak belum membuat keputusan akhir.