Polisi Hong Kong Tembak Pengunjuk Rasa dengan Peluru Karet

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 13 Juni 2019 08:01 WIB

Demonstran yang mengenakan helm dan masker, memblokir jalanan menuju gedung parlemen saat demo menolak RUU Ekstradisi, di Hong Kong, Cina, 12 Juni 2019. Para demonstran yang sebagian besar anak muda berkaos hitam dan masker membuat barikade di luar jalan menuju gedung Dewan Legislatif. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada para pengunjuk rasa di depan gedung parlemen pada Rabu, 12 Juni 2019.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney

Ini terjadi setelah sebagian pengunjuk rasa melemparkan botol plastik dan pagar pembatas kepada para petugas sambil menolak pembahasan amandemen RUU Ekstradisi.

RUU itu memungkinkan pemerintah Hong Kong, yang dianggap pro Cina untuk mengizinkan proses ekstradisi kepada para tersangka kasus kriminal ke Cina daratan.

Advertising
Advertising

Baca juga: Media Cina Tuding Barat Dukung Unjuk Rasa Hong Kong

Pengunjuk rasa, yang jumlahnya mencapai puluhan ribu itu, awalnya berunjuk rasa dengan tenang meski kemudian terlibat bentrok fisik dengan petugas. Sebagian memukul petugas menggunakan payung.

“Kami akan menggunakan kekuatan,” kata polisi memperingatkan para pengunjuk rasa seperti dilansir Reuters pada Rabu, 12 Juni 2019.

Mobil ambulans terlihat bergegas bergerak ke arah kerumunan massa, yang sebagiannya terlihat panik saat petugas mulai menembakkan gas air mata. Televisi Cable Tv melaporkan sekitar 10 orang pengunjuk rasa terluka.

Baca juga: 1 Juta Warga Hong Kong Demo Tolak RUU Ekstradisi Cina

Polisi juga menggunakan semprotan merica, gas air mata, tongkat pemukur untuk memaksa massa mundur dari depan gedung parlemen.

Kelompok HAM seperti Civil Human Rights Front menuding polisi menggunakan kekerasan berlebihan terhadap massa pengunjuk rasa. Civil Human Rights ini terlibat mengorganisasi unjuk rasa damai pada Ahad, 9 Juni 2019, yang berisi penolakan amandemen UU Ekstradisi. Sekitar satu juta warga diperkirakan ikut dalam aksi itu.

Para pengunjuk rasa, yang mayoritas merupakan generasi muda, terlihat mengenakan pakaian hitam. Mereka mendirikan beberapa barikade di sekitar gedung parlemen untuk persiapan pendudukan kawasan sekitar parlemen.

Baca juga: Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

Bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa, seperti dilansir Channel News Asia, terjadi setelah pukul tiga sore. Ini merupakan tenggat waktu yang diberikan pengunjuk rasa kepada pemerintah Hong Kong untuk mencabut rencana amandemen itu.

Pemandangan ini mengingatkan publik kepada unjuk rasa “Occupy”, yang sempat membuat lumpuh Hong Kong pada 2014.

Bentrokan polisi dan pengunjuk rasa mereda menjelang malam seiring turunnya hujan. Namun, puluhan ribu warga masih memenuhi jalanan di sekitar Lung Wo Road, yang merupakan jalan arteri utama dari arah timur – barat. Jalan ini dekat dengan kantor Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, yang didesak mundur oleh pengunjuk rasa karena mendukung amandemen UU itu.

“Kami sudah akatakan, pada akhir gerakan payung dulu bahwa kami akan kembali,” kata Claudia Mo, salah satu anggota parlemen pro demokrasi Hong Kong. Gerakan payung merupakan nama yang kerap digunakan untuk menyebut gerakan unjuk rasa besar-besaran pada 2014 dengan menggunakan payung kuning.

“Sekarang kita sudah kembali,” kata Claudia, yang ditimpali suara pendukungnya. Pemerintah Hong Kong mengatakan menunda pembahasan amandemen RUU Ekstradisi ini hingga waktu yang belum ditentukan pasca unjuk rasa penolakan kemarin.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

17 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

18 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

22 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya