Amerika Serikat Menduga Suriah Pakai Lagi Senjata Kimia

Rabu, 22 Mei 2019 21:00 WIB

Pejuang dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF) berdiri di dekat kuil Uwais al-Qarni yang hancur di Raqqa, Suriah 16 September 2017.[REUTERS / Rodi Said]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat melihat sinyalemen pemerintah Suriah kemungkinan telah menggunakan senjata kimia berbahaya, termasuk chlorine pada pertempuran 19 Mei lalu di wilayah utara Suriah.

"Sayangnya kami terus melihat tanda-tanda kalau rezim Presiden Bashar Al Assad mungkin menggunakan senjata kimia termasuk dugaan serangan klorin di barat laut Suriah pada pagi 19 Mei," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Morgan Ortagus, Selasa, 21 Mei 2019.

Baca juga: 8 Tahun Perang Sipil, Begini Ekonomi Suriah

Ortagus mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi tentang serangan pada 19 Mei lalu. Jika kecurigaan ini terbukti, maka Amerika Serikat dan sekutunya kemungkinan akan menindak dengan cepat dan tepat.

Menurut Ortagus, rezim Assad telah melanggar gencatan senjata dengan menyerang wilayah Idlib. Sebab wilayah itu sekarang telah menjadi tempat pengungsian warga Suriah.

Advertising
Advertising

Baca juga: 4 Pemain Dalam Konflik Suriah dan Posisinya

Amerika Serikat memerintahkan dilancarkan serangan terhadap rezim Suriah pada 2017 dan 2018 atau persisnya setelah terbit laporan adanya dugaan serangan dengan senjata kimia oleh pasukan Assad.

Abu Nimr bersama 15 orang lainnya tetap bertahan di kamp Yarmouk Palestina, Damaskus, Suriah, Rabu, 10 Oktober 2018. Kekerasan perang itu telah mengubah lingkungannya menjadi kota hantu dengan gedung-gedung rusak dan kawasan ranjau darat. REUTERS/Omar Sanadiki

Kementerian Pertahanan Rusia menuduh kelompok pemberontak di Suriah telah merencanakan serangan senjata kimia untuk membingkai rezim Suriah di Idlib.

"Para teroris yang beroperasi di zona eskalasi Idlib memiliki sejumlah besar zat beracun. Mereka melengkapi amunisi untuk hal yang disebut penggunaan senjata kimia terhadap penduduk sipil oleh pasukan pemerintah," tulis Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari CNN, 22 Mei 2019.

Ortagus membantah pernyataan Rusia dengan mengatakan tuduhan itu bagian dari kampanye disinformasi berkelanjutan oleh rezim Assad dan Rusia untuk menciptakan berita bohong.

Ribuan pasukan anti-pemerintah masih bercokol di Idlib, Suriah. Para pejabat Amerika Serikat mengakui banyak dari kelompok pemberontak yang tersisa di daerah tersebut memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis yang terafiliasi dengan Al Qaeda. Akan tetapi Amerika Serikat pun memperingatkan akan dampak kemanusiaan yang ditimbulkan atas serangan berskala besar, mengingat banyaknya warga sipil di daerah itu.

Al Arabiya | CNN | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

6 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

8 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

12 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

14 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

15 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

16 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

16 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 hari lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya