Trump Menampik Rencana Pengiriman Pasukan untuk Hadapi Iran

Rabu, 15 Mei 2019 17:30 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengajukan tawaran baru untuk mengakhiri shutdown. Sumber: Alex Brandon/AP/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 14 Mei 2019, kecewa dan menyangkal pemberitaan surat kabar New York Times yang mewartakan para pejabat tinggi Amerika Serikat sedang mendiskusikan rencana pengiriman hingga 120 ribu pasukan militer ke Timur Tengah. Pengiriman pasukan itu ditulis untuk menangkal setiap serangan Iran.

"Saya pikir itu berita bohong, oke? Sekarang, apakah saya akan melakukan hal itu? Tentu. Akan tetapi kami belum merencanakan untuk itu. Semoga saja kami tak harus merencanakan hal itu (pengerahan pasukan). Kalau pun harus, kami akan mengirim jumlah yang lebih banyak dari itu," kata Trump di Gedung Putih, Amerika Serikat, 14 Mei 2019 waktu setempat.

Baca juga: Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran

New York Times dalam laporannya menulis berdasarkan sebuah sumber di pemerintahan, Menteri Pertahanan Amerika Serikat sementara Patrick Shanahan telah mempresentasikan sebuah rencana terbaru pada akhir pekan lalu dalam sebuah pertemuan para pejabat tinggi keamanan nasional Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, direka-reka kemungkinan mengirimkan sekitar 120 ribu pasukan Amerika Serikat ke Timur Tengah jika Iran menyerang pasukan militer negara itu atau meningkatkan program senjata nuklirnya.

New York Times menulis, dalam rencana itu tidak diserukan melakukan serangan militer via darat yang secara teori membutuhkan lebih banyak pasukan militer.

Advertising
Advertising

Rencana tersebut secara tak langsung menggambarkan adanya perintah perubahan oleh tim pemantau Iran, termasuk Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton.

Baca juga: Jadi Andalan AS Hadapi Iran, ini Kemampuan Pesawat Pengebom B-52

Sebelumnya Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meyakinkan tidak akan ada pertempuran antara Amerika Serikat dengan Iran. Namun Teheran pun sudah tidak sudi lagi melakukan dialog dengan Amerika Serikat.

Program nuklir Iran dituding digunakan untuk membuat bom nuklir, namun tuduhan itu berulang kali dibantah Iran. Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Walhasil, ketegangan Iran – Amerika Serikat semakin meningkat, khususnya setelah Trump menggunakan berbagai cara untuk menekan Iran agar mau duduk bersama melakukan negosiasi.

REUTERS | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

6 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

1 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

2 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

3 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

3 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

4 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya