Pentagon Soroti Kapal Selam Serbu Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 3 Mei 2019 15:29 WIB

Pemerintah Cina membangun armada kapal selam nirawak dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mengimbangi pergerakan pasukan AS di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik Barat. SCMP

TEMPO.CO, Washington – Pejabat Pentagon mengatakan meningkatnya aktivitas militer Cina di kawasan Arktik di kutub utara bisa membuka jalan pengerahan kapal selam di sana.

Baca:

Laporan Pentagon menyebut kapal selam ini bisa berfungsi sebagai pencegah terhadap terjadinya serangan nuklir dari negara lain.

Laporan ini termasuk dalam laporan tahunan militer Amerika Serikat ke Kongres mengenai militer Cina. Laporan ini muncul setelah publikasi pertama Beijing mengenai kebijakan di kawasan Arktik berupa white paper pada Juni 2018.

Advertising
Advertising

“Riset peneliti sipil bisa mendukung bahwa meningkatnya kehadiran militer Cina di Laut Arktik bisa berlanjut berupa pengerahan kapal selam di kawasan ini,” begitu bunyi laporan Pentagon seperti dilansir Reuters pada Jumat, 3 Mei 2019.

Baca:

Laporan ini menyebut militer Cina telah menetapkan modernisasi armada kapal selam sebagai prioritas tinggi. Saat ini, angkatan laut Cina mengoperasikan empat kapal selam, yang dilengkapi dengan rudal balistik berhulu ledak nuklir.

Cina juga memiliki enam kapal selam serbu yang ditenagai nuklir. Selain itu, Cina masih memiliki 50 kapal selam serbu konvensional.

“Pertumbuhan armada kapal selam Cina telah melambat dan bakal mencapai 65 – 70 kapal selama pada 2020,” begitu prediksi yang tercantum dalam laporan itu.

Baca:

Laporan ini menyebut Cina telah membangun enam kapal selam kelas Jin. Ada empat kapal selam jenis ini yang telah beroperasi dan dua lainnya masih dibuat di galangan Huludao.

Pada laporan Januari 2019, lembaga Defense Intelligence Agency, yang berada di bawah Pentaon, mengatakan Cina membutuhkan sedikitnya lima kapal selam kelas Jin untuk mempertahankan kemampuan pencegah serangan nuklir di laut.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan sekutu terus memperluas pengerahan kapal perang anti-kapal selam di kawasan Asia Timur. Ini dilakukan dengan juga melibatkan pesawat pemburu kapal selama P-8 Poseidon dari Singapura dan Jepang.

Pentagon juga menyebut Denmark merasa khawatir dengan aktivitas Cina di area Greenland. Aktivitas itu berupa proposal untuk pendirian stasiun riset dan stasiun darat pengendali satelit, membangun bandara dan meningkatkan aktivitas penambangan.

Baca:

Media National Interest menyebut pemimpin Cina sejak lama tertarik dengan pembangunan armada kapal selam. “Mao Zedong pernah mengatakan Cina akan membangun kapal selam nuklir meskipun itu membutuhkan waktu sepuluh ribu tahun,” begitu dilansir media ini.

Media internal Cina yaitu Naval and Merchant Ships melansir argumen bahwa negara membutuhkan kapal selam serbu nuklir untuk menjaga wilayah laut sejauh setidaknya 500 kilometer dari daratan. Ini termasuk untuk menjaga kelangsungan proyek Jalur Sutra Baru oleh Cina.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

8 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

17 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

21 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

22 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya