Otoritas Sri Lanka Antisipasi Serangan Teror Lanjutan
Minggu, 28 April 2019 10:03 WIB
TEMPO.CO, Kolombo – Otoritas keamanan Sri Lanka mengantisipasi kemungkinan bakal adanya serangan teror lanjutan pasca serangan bom pada pekan lalu.
Baca:
Sri Lanka Larang Dua Ormas Pasca Serangan Teror Bom
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga mengatakan kelompok teroris terus menyusun plot untuk menyerang lagi.
Kemenlu meminta warga berhati-hati jika berpergian ke Sri Lanka. Pada saat yang sama.
"emerintah AS juga menarik pulang anak-anak sekolah dari para pegawai kedutaan besar AS di sana," begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 27 April 2019.
Baca : 140 Tersangka Jaringan ISIS Beroperasi di Sri Lanka
News mlansir teror bom di Sri Lanka ini telah menewaskan sekitar 250 orang dan melukai 500 orang lainnya. Sekitar 40 warga negara asing, yang berada di sejumlah hotel bintang lima, ikut tewas akibat serangan ini.
Serangan bom pada saat perayaan Hari Paskah itu mengenai empat hotel termasuk tiga hotel bintang lima, tiga gereja dan sebuah rumah.
Pemerintah India dan Inggris juga telah meminta warga negaranya untuk tidak berpergian ke Sri Lanka. Intelijen India sebelumnya telah menginformasikan bakal adanya serangan teroris ini kepada otoritas keamanan Sri Lanka.
Baca: Kisah Pahlawan Menyelamatkan 450 Jiwa dari Teror Bom di Sri Lanka
“Tapi Presiden dan Perdana Menteri Sri Lanka mengaku informasi intelijen itu tidak disampaikan kepada mereka sehingga menekspos keretakan di pucuk pimpinan negara,” begitu dilansir Reuters.
Warga muslim juga telah diminta untuk melaksanakan salat Jumat di rumah untuk menghindari terjadinya aksi kekerasan balasan pasca serangan bom. Sebagian warga meninggalkan rumahnya karena khawatir bakal ada aksi kekerasan dan razia aparat.
Baca: Peringatan Dini Teror Sri Lanka dari Pengakuan Tersangka ISIS
Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith, mengatakan telah meminta misa tidak digelar di gereja di Sri Lanka ini pada Ahad ini.