Trump Telpon PM Sri Lanka, Apa Pesannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 23 April 2019 13:31 WIB

Petugas berjaga-jaga di lokasi ledakan di Shangri-La hotel, di Colombo, Sri Lanka, 21 April 2019. @BHANOOB/via REUTERS

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji akan membantu pemerintah Sri Lanka dalam melawan kelompok teror pasca serangan teror bom yang terjadi pada perayaan Hari Paskah pada Ahad, 21 April 2019.

Baca:

Sri Lanka Bakal Usut Kegagalan Intelijen Cegah Teror Bom

“Trump bertekad untuk mendukung Sri Lanka mengadili para pelaku yang terlibat penyerang,” begitu dilansir Channel News Asia pada Senin, 22 April 2019. Trump juga menelpon Perdana Menteri Wickremesinghe untuk menyampaikan ucapan belasungkawa.

Advertising
Advertising

Serangan teror bom di Sri Lanka itu menewaskan sedikitnya 290 orang dan melukai sekitar 500 orang. Empat orang warga AS juga tewas dalam serangan brutal ini.

Baca:

Pangeran William dan Kate Middleton Berduka untuk Sri Lanka

Penyerang menyasar empat hotel, yang tiga diantaranya merupakan hotel bintang lima. Ketiga hotel mewah itu adalah Shangri La, Cinnamon Grand, dan Kingsbury. Sedangkan tiga gereja yang menjadi sasaran pengeboman adalah Gereja St Anthony di Kolombo, Gereja St Sebastian di Negombo, dan Gereja Zion di Batticalcoa.

Dua ledakan lain terjadi di sebuah hotel kecil dekat bonbin Dehiwala dan sebuah rumah di Mahwila Gardens, yang menjadi sasaran penggerebekan oleh petugas keamanan.

AS bakal mengirimkan bantuan tim investigasi berupa agen Biro Penyelidik Federal FBI untuk membantu kerja polisi Sri Lanka dalam mengungkap serangan teror ini.

FBI juga menawarkan bantuan pengujian laboratorium untuk menguji bukti serpihan bom dan tenaga ahli untuk mengecek informasi di database.

Baca: 87 Bom Ditemukan, Sri Lanka Sebut Jaringan Asing Terlibat

Trump juga sempat mengatakan telah berbicara dengan Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena pada Ahad kemarin. Namun, Trump belakangan menghapus cuitan soal ini. Pejabat Gedung Putih belum menjelaskan alasannya.

Salah satu korban dalam serangan bom ini adalah seorang murid sekolah dasar kelas lima dari AS. Sekolah Sidwell Friends mengumumkan kepada para murid bahwa murid bernama Kieran Shafritz de Zoysa meninggal akibat ledakan bom di Sri Lanka.

Korban lainnya dari AS, seperti dilansir CNN, adalah Dieter Kowalski dari Colorado. Pada saat kejadian, Kowalski baru saja tiba di salah satu hotel yang menjadi target serangan bom.

Baca: Teror Bom di Sri Lanka Porak-porandakan Tiga Gereja

Lembaga intelijen AS dan India telah menginformasikan kepada pemerintah Sri Lanka bahwa bakal ada serangan teror lanjutan.

Menteri Reformasi Ekonomi Sri Lanka, Harsha de Silva, mengatakan pemerintah telah menerima informasi dari lembaga di luar negeri mengenai bakal adanya serangan teror yang terjadi pada Ahad lalu. “Tapi Perdana Menteri tidak diberi tahu,” kata dia.

De Silva, yang merupakan sekutu dari PM Ranil Wickremesinghe, mengatakan terjadinya serangan teror ini bukan karena intelijen gagal mendeteksi. “Tapi gagal mengimplementasikan langkah yang tepat untuk meresponnya,” kata dia.

Baca: Dua dari Delapan Ledakan di Sri Lanka adalah Bom Bunuh Diri

Pada Ahad, PM Sri Lanka, Wickremesinghe, mengatakan informasi mengenai bakal adanya serangan teror itu kemungkinan ada dan telah diterima pemerintah. Namun, dia mengaku tidak diberitahu soal ini. Dia mengatakan ini harus diteliti lebih lanjut. “Untuk sekarang, prioritasnya adalah menangkap para pelaku,” kata Wickremesinghe.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

19 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

9 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

9 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

11 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

12 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

13 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

14 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

15 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

20 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

23 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya