Mahathir Mohamad Kritik Bangsawan karena Ikut Campur Pemerintahan

Selasa, 23 April 2019 09:00 WIB

PM Malaysia Mahathir Mohamad. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengkritik perilaku para bangsawan dan mengaku sulit mengelola pemerintahan jika para bangsawan ikut campur dalam urusan pemerintahan.

Ia menambahkan bahwa pemerintahannya akan memiliki lebih banyak ruang untuk mengejar tujuannya jika ia menikmati mayoritas dua pertiga di parlemen.

Baca: Mahathir Mohamad Kesulitan Kontrol Medsos

Dalam sebuah wawancara panjang dengan The Star yang diterbitkan pada Senin, 22 April, Mahathir menyesalkan bahwa ada pemegang jabatan yang memiliki mentalitas bahwa bangsawan itu sakral dan karenanya enggan mengatakan tidak kepada mereka.

"..bahkan jika ada kesalahan yang dilakukan," kata Mahathir, dikutip dari Channel News Asia, 23 April 2019.

Advertising
Advertising

"Misalnya, jika Penguasa mengambil tanah, menyita tanah dan semuanya, ini harus melalui proses administrasi."

"Pemerintah tidak berani menolak. Jadi, tanah telah diambil dari orang-orang, hal-hal yang salah dilakukan, hal-hal yang melanggar hukum."

"Tetapi para penegak hukum, sayap eksekutif, tidak akan melakukan apa pun. Mereka hanya akan patuh," katanya.

Baca: Aset Anwar Ibrahim Senilai Rp 37 Miliar, Mahathir Rp 112 Miliar

"Ada rasa takut yang melekat di antara orang-orang bahwa sesuatu akan terjadi pada mereka jika mereka berbicara menentang para penguasa," katanya.

Misalnya, kata Mahathir, jika seseorang ditabrak oleh anggota keluarga kerajaan, orang tersebut akan mencoba untuk menutupi masalah alih-alih membawanya ke pengadilan.

PM Malaysia Mahathir Mohamad berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa di New York pada Jumat, 28 September 2018 waktu setempat. UN News

Mahathir memang dikenal memiliki hubungan yang sulit dengan beberapa bangsawan. Baru-baru ini, ia bersitegang dengan sultan Johor dan putra mahkota atas siapa yang harus menunjuk menteri utama negara bagian dan penarikan diri Malaysia dari Statuta Roma Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC).

Malaysia menarik diri dari statuta ICC setelah dikritik sebagai tidak konstitusional oleh putra mahkota, yang mengklaim bahwa Konferensi Para Penguasa tidak berkonsultasi sebelum penandatanganan.

Baca: Wawancara Mahathir Mohamad: Utang kepada Cina Terlalu Besar

Mahathir menyatakan bahwa dia tidak menentang para bangsawan, namun dia mengatakan bahwa ada batasan yang dikenakan pada perilaku mereka.

Misalnya, ia mencatat bahwa keluarga kerajaan telah diberitahu sejak masa perdana menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman, bahwa mereka tidak dapat melakukan bisnis.

Baca: Korupsi Malaysia Banyak Terungkap, Apa Kata Mahathir Mohamad?

"Apa yang terjadi sekarang adalah bahwa ada beberapa bukti (bahwa) mereka (bangsawan) mengizinkan nama mereka untuk digunakan oleh pelaku bisnis swasta," katanya.

"Saya pikir beberapa memiliki investasi langsung tetapi kita sendiri yang salah karena kita tidak mengekspos hal-hal ini dan mengambil tindakan," beber Mahathir Mohamad.

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

5 jam lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

3 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

3 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

5 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

5 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

6 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya