TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi Perdana Menteri Malaysia di era millenial, membuat Mahathir Mohamad, 93 tahun, harus menyesuaikan diri dengan zaman. Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa Indonesia, Selasa, 19 Februari 2019, Mahathir mengakui media sosial hal yang masih sukar diawasi.
Dia menceritakan, di Jerman penggunaan media sosial sudah mulai dibatasi apalagi yang terkait dengan moral anak-anak dan ujaran kebencian. Malaysia sendiri mulai menerapkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan di media sosial. Kendati begitu diakuinya, pengaturan penggunaan media sosial ini masih sukar disetujui dengan undang-undang.
“Tapi apabila ada upaya untuk menciptakan huru-hara dalam negara (lewat media sosial), maka negara terpaksa mengambil tindakan untuk mengawal dan membatasi,” kata Mahathir.
Baca: Mahathir Mohamad: Singapura Pisah dari Malaysia Adalah Tepat
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis, 11 Oktober 2018. Mahathir dijadwalkan akan menghadiri ASEAN Leaders Gathering di kawasan Nusa Dua, Bali. ANTARA/ICom/AM IMF - WBG/Fikri Yusuf
Selain media sosial, pada era millenial juga bermunculan pemimpin-pemimpin muda. Namun soal pemimpin muda ini, Mahathir memastikan pihaknya tidak menemukan kesulitan.
Baca: Mahathir Minta Kekayaan Malaysia Terbagi Adil untuk Semua Etnis
“Bekerja sama dengan pemimpin yang lebih muda, itu bukan perkara yang luar biasa. Pada masa lalu, ketika pertama kali menjadi perdana menteri, saya sudah berusia hampir 60 tahun. Tapi saya memilih menteri yang muda-muda. Saya memang bergaul dengan anak muda. Tapi saat ini memang jaraknya jauh. Tapi itu tidak jadi masalah bekerja sama dengan anak muda. Saya paham akan kemauan dan kehendak mereka. Saya bersimpati juga terhadap tuntutan mereka,” kata Mahathir.
Pada Juli 2018 lalu atau dua bulan paska-terpilih menjadi Perdana Menteri, Mahathir menunjuk dua anak muda untuk duduk di kabinetnya. Pertama, Syed Saddiq Abdul Rahman, 25 tahun, sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia. Syed Saddiq sebelumnya dikenal sebagai juara debat internasional. Dia tercatat sebagai menteri termuda yang pernah duduk di pemerintahan Malaysia.
Kedua, Yeo Bee Yin, 35 tahun, yang dipercaya oleh Mahatir memegang kursi Menteri Energi, Teknologi Hijau, Ilmu Pengetahuan dan Perubahan Iklim. Bee Yin menggantikan menteri sebelumnya yang berusia 61 tahun.