WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Tewas Tenggelam di Laut

Sabtu, 6 April 2019 14:44 WIB

Kelompok teroris pendukung ISIS, Maute yang didukung Abu Sayyaf berusaha menguasai daerah yang memiliki penduduk mayoritas Islam di Marawi, Filipina bagian selatan. Kelompok teroris Maute ingin mengubah kota Marawi menjadi pusat kekuataan ISIS di Asia Tenggara. (Jes Aznar/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang WNI korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina Selatan berhasil kabur dari penyanderaan, namun ia tewas tenggelam di perairan Pulau Simisa, provinsi Sulu pada Jumat, 5 April 2019 sore waktu setempat.

Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, WNI yang tewas bernama Hariadin yang disandera kelompok bersenjata pada 5 Desember 2018.

Baca: Abu Sayyaf Kirim Video Sandera Indonesia Memohon Dibebaskan

Juru bicara militer Filipina, Gerry Besana menjelaskan, dua WNI dan seorang warga Malaysia yang disandera Abu Sayyaf melintas di perairan yang telah diblokade aparat militer Filipina selama 41 hari.

"Pulau ini telah diblokade selama 41 hari. Mereka, si penculik, mungking mengira mereka dapat melewati kami dengan berenang," kata Besana, seperti dikutip dari Phillipine Star.

Advertising
Advertising

Kelompok Abu Sayyaf terpergok pasukan Filipina dan terjadi baku tembak. Menghindari terkena tembakan, 2 WNI kabur dengan berusaha berenang ke pulau Bangalao. Malang, Hariadin tidak bisa berenang. Dia tewas tenggelam.

Baca: Ini 3 Serangan Besar Kelompok Abu Sayyaf di Filipina

Seorang WNI lainnya bernama Heri Ardiansyah berhasil diselamatkan aparat militer Filipina.

Sedangkan warga Malaysia, Jari Abdullah, terkena tembakan. Jari diselamatkan pasukan militer Filipina sehari kemudian. Kondisinya dikabarkan stabi. Dia saat ini dirawat di rumah sakit militer Filipina.

Jenazah Hariadin hari ini tiba di pangkalan militer Filipina Westmincom di Zamboana City untuk diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia. Selanjutnya, pemerintah Indonesia akan melakukan proses pemulangan jenazah Hariadin ke Indonesia.

Heri Ardiansyah juga diserahterimakan hari ini kepada pemerintah Indonesia.

Sebanyak 3 dari 7 penyandera tewas dibunuh dalam operasi militer Filipina.

Baca: Duterte Minta Bantuan Nur Misuari Bebaskan Sandera Indonesia

Pemerintah Indonesia menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga almarhum Hariadin.

Kementerian Luar Negeri telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan di Sandaka, Malaysia, guna memberitahukan peristiwa itu.

Heri Ardiansyah dan Hariadin diculik bersama seorang Warga Malaysia, Jari Abdullah di perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia pada 5 Desember 2018.

Ketiganya diculik oleh Abu Sayyaf saat sedang bekerja di atas kapal penangkap ikan S259/4/AF/

Sejak akhir Februari 2019, Divisi 11 Angkatan Bersenjata Filipina yang didukung oleh tim BAIS TNI melakukan operasi pembebasan sandera dan terus memberikan tekanan kepada para penyandera.

Berita terkait

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

4 jam lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

1 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

3 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

3 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

3 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

4 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

5 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya