ISIS Eksekusi Pemuda yang Diduga Sebagai Mata-mata Inggris

Selasa, 2 April 2019 06:00 WIB

Mohammed Ismail, dibunuh di Suriah setelah ia dituduh sebagai mata-mata untuk Inggris.[The Sun]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemuda yang diduga sebagai mata-mata Inggris dan memberikan informasi kepada intelijen Barat dilaporkan tewas dieksekusi ISIS.

Mohammed Ismail, remaja Inggris keturunan Kurdi Irak, yang bergabung ke ISIS pada usia 18 tahun diduga dieksekusi kelompok ISIS pada 2016 karena dituduh sebagai mata-mata, ungkap laporan The Sunday Times edisi 31 Maret, seperti dikutip dari Sputnik, 1 April 2019.

Ismail meninggalkan Inggris pada 2014 untuk bergabung dengan ISIS. Menurut teman kuliahnya, dia mendapat julukan Osama bin Bieber karena penampilannya dan memiliki pandangan ekstremisme di perguruan tinggi.

Baca: Pria Asal Belanda Menyesal Bergabung ke ISIS

Ismail diyakini bertempur untuk ISIS di Suriah, di mana dia terluka dan akhirnya ditugaskan menjadi polisi ISIS.

Advertising
Advertising

Dia mendapat perhatian kelompok ISIS setelah pembunuhan Nasser Muthana, seorang perekrut senior ISIS dari Cardiff Inggris.

Muthana terbunuh dalam serangan pesawat drone di Mosul, dan diyakini Ismail yang memberikan lokasinya untuk dinas intelijen Barat.

"Mereka menginterogasinya," kata seorang anggota aparat keamanan ISIS yang tidak disebutkan namanya kepada The Sunday Times.

ISIS meyakini Ismail menyebabkan kematian perekrut senior ISIS Nasser Muthana, dari Cardiff.[The Sun]

Menurut anggota ISIS yang tidak disebutkan namanya, interogasi difilmkan di video, bersama dengan eksekusi. Namun bagaimana Ismail dieksekusi tidak diungkapkan.

Dikutip dari Mirror.co.uk, ISIS menjaga Muthana dengan ketat, yang digunakan untuk merekrut orang Barat lainnya untuk bergabung dengan kelompok teroris, tetapi ia terbunuh dalam serangan presisi di sebuah jalan di Mosul, bekas markas Isis di Irak.

Baca: Apa yang Terjadi Usai Kekalahan ISIS? Berikut Faktanya

Menurut sumber, Ismail dieksekusi di depan kamera di Raqqa, Suriah, hanya beberapa bulan setelah serangan terhadap Muthana.

"Dia mengakui semuanya dan kemudian mereka membunuhnya," katanya. Anggota senior Isis mengklaim dia mengakui pengkhianatannya.

Interogator Isis percaya Ismail, yang merupakan keturunan Kurdi Irak, mulai berurusan dengan petugas intelijen pada akhir 2015 atau awal 2016.

Baca: Berapa Jumlah Orang Eropa yang Bergabung ke ISIS?

Sebelum itu, diyakini dia diradikalisasi di Inggris oleh para pemimpin ISIS di sebuah madrasah, dan kemudian melakukan perjalanan ke Timur Tengah bersama tiga pria lainnya.

Sebuah sumber yang dekat dengan salah satu teman Ismail yang bergabung dengannya di ISIS Suriah, mengatakan Ismail diradikalisasi hanya dalam 15 hari.

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

18 jam lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

1 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

1 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

2 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

3 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

4 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

5 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya