Cina Patok Anggaran Pertahanan sekitar Rp 2.500 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 25 Maret 2019 20:01 WIB

Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong

TEMPO.CO, Beijing - Pemerintah Cina melanjutkan proses modernisasi sistem persenjataan dan menjadikannya prioritas utama pada 2019 ini.

Baca:

Anggaran militer mengalami kenaikan sekitar 7.5 persen menjadi US$175.98 miliar atau sekitar Rp2.500 triliun.

“Ini berdasarkan laporan dari Kongres Rakyat Nasional di Beijing,” seperti dilansir SCMP pada Senin, 25 Maret 2019 waktu setempat.

Advertising
Advertising

Kenaikan bujet ini lebih rendah dari 2018, yang mengalami kenaikan 8.1 persen. Namun, ini masih di atas tingkat pertumbuhan ekonomi, yang berkisar 6 – 6.5 persen untuk 2019.

Baca:

Menurut John Lee, seorang peneliti di Pusat Studi AS di University of Sydney, Cina meneruskan ekspansi bujet militer selama tiga dekade dengan tingkat kenaikan pertahun di atas tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan negara.

“Ini membuat Cina terlibat dalam percepatan modernisasi teknologi militer paling cepat pasca Perang Dunia,” kata Lee.

“Dan ini terjadi pada saat perbatasannya aman dan tetap mengelola bujet yang lebih besar untuk fasilitas publik.”

Baca:

Menurut Lee,”Kenaikan bujet ini hanya akan meningkatkan kecurigaan mengenai motif Beijing dan tujuan strategis yang ingin dicapai,” kata dia.

Menurut Bekas Wakil Presiden Akademi Ilmu Militer, Letnan Jenderal He Lei, penurunan pertumbuhan bujet militer bakal membantu mengurangi kecurigaan Barat akan ancaman Cina.

“Ini artinya pertumbuhan anggaran militer menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi domestik,” kata Letjen He, yang menjadi anggota delegasi di National People’s Congress.

“Sudah saatnya melambatkan bujet pertahanan yang telah bertambah cepat selama dua dekade,” kata seorang sumber di militer Cina. “Ingat, kita sudah punya dua kapal induk dan akan menambah empat lagi dalam waktu dekat.”

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya