PM Australia Kurangi Kuota Imigran, Apa Alasannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 20 Maret 2019 13:01 WIB

Perdana Menteri Australia, Scott Morrsion, mengatakan berduka atas serangan teroris oleh Brenton Tarrant terhadap jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch dan meminta bendera Australia diturunkan setengah tiang. FBCNews

TEMPO.CO, Sydney – Pemerintah Australia pimpinan Perdana Menteri Scott Morrsion mengatakan akan menurunkan jumlah imigran yang diterima negara itu pertahun sebanyak 15 persen.

Baca:

Pemerintah dari Partai Konservatif ini juga melarang imigran baru untuk tinggal di sejumlah kota terbesar selama tiga tahun dengan alasan mengurangi kepadatan akibat urbanisasi. Kota itu adalah Melbourne, Perth, Sydney, dan Gold Coast.

Keputusan ini diumumkan lima hari pasca serangan teror di Selandia Baru oleh Brenton Harrison Tarrant, yang berasal dari Australia. Tarrant menyebut dalam manifesto bahwa motif penembakan massal yang dilakukannya itu adalah untuk mengurangi jumlah imigran di negara Barat, yang dianggapnya sebagai bentuk invasi.

Advertising
Advertising

“Ini masalah praktis yang warga Australia ingin agar ini ditangani,” kata Morrison kepada media di Canberra seperti dilansir Reuters pada Rabu, 20 Maret 2019.

Baca:

Morrison mengatakan akan mengurangi jumlah imigran dari 190 ribu orang menjadi 160 ribu. Morrison, yang tertinggal jauh dalam survei menjelang pemilu federal pada Mei, berharap dapat meraih suara di tengah rasa frustrasi calon pemilih karena harga rumah yang naik dan kepadatan serta kemacetan. Ini sebagai konsekuensi pertumbuhan populasi.

Media Reuters melansir perubahan kebijakan imigrasi ini terjadi justru pada saat refleksi nasional terkait sikap Australia terhadap imigran pasca penembakan jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch.

Serangan teror di Selandia Baru itu menewaskan 50 orang dan melukai 48 orang lainnya. 9 orang dikabarkan masih dalam keadaan kritis dari total 31 orang yang masih dirawat.

Perdana Menteri, Australia, Scott Morrison, mengecam aksi brutal penembakan massal oleh Brenton Tarrant asal New South Wales terhadap jamaah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru. Newshub

Seperti dilansir News, Brenton Tarrant, 28 tahun, yang merupakan tersangka dan mengusung semangat supremasi kulit putih, terkena dakwaan pembunuhan pada persidangan perdana pada Sabtu, 16 Maret 2019. Dia terancam hukuman seumur hidup.

Baca:

Morrison sendiri mengecam aksi brutal Tarrant dan menyebutnya sebagai ekstrimis dan teroris brutal dari sayap kanan.

“Saya merasa sangat frustrasi saat menangani isu populasi dan imigrasi. Debat mengeni isu ini kerap dibajak oleh orang-orang yang memiliki pandangan berbeda dan mencoba mengeksploitasinya untuk kepentingan lain,” kata Morrison. “Saya sangat menolak itu semua.”

Berdasarkan survei pada September 2018, sebanyak 63 penduduk Sydney mendukung pengurangan jumlah imigran yang masuk ke kota-kota besar Australia.

Menurut Morrison, batasan jumlah imigran itu termasuk jatah 23 ribu orang yang bermigrasi degan visa keterampilan. Mereka akan mendapat status penduduk permanen setelah tinggal di luar kota terbesar Australia selama tiga tahun.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

11 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

12 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

19 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

1 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

2 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

3 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya