Petani Venezuela Sebut Pemerintahan Maduro Tidak Beri Bantuan
Senin, 4 Maret 2019 14:49 WIB
TEMPO.CO, Caracas – Petani Luis Garcia, yang tinggal di kawasan pertanian di luar ibu kota Caracas, Venezuela, mengaku kesulitan untuk menjual biji coklat, yang menjadi salah satu komoditas andalan negara.
Baca:
Amerika Bentuk Koalisi Besar untuk Jatuhkan Pemerintahan Maduro
“Saya juga tidak punya uang untuk membeli pupuk, dan pestisida,” kata Garcia seperti dilansir Aljazeera pada pertengahan Februari 2016.
Garcia juga mengatakan cuaca yang panas membuat hujan jarang turun sehingga keluarganya kesulitan untuk mendapatkan air.
Menurut Garcia, pemerintah Venezuela sempat memberikan bantuan kredit kepada petani seperti dia dan teman-temannya. Ini terjadi saat pemerintahan Presiden Venezuela, Huga Chavez.
Baca:
“Saat dia meninggal, semua itu berakhir,” kata Garcia. “Sekarang kami tidak ada bantuan dari pemerintah.”
Selain menanam coklat, Garcia, 60 tahun, juga menanam komoditas lain seperti jeruk dan singkong. Dia saat ini mengandalkan makan sehari-hari dengan memasak singkong yang ditanamnya.
Namun, dia kesulitan untuk membawa produk komoditas ini ke pasar karena tidak memiliki uang untuk membeli bensin. “Harga bensin sangat mahal saat ini,” kata dia. Ini membuat jeruk itu hanya teronggok di pohon hingga busuk.
Baca:
Menurut Garcia, dia merupakan pemegang kartu sosialis, yang diterbitkan pemerintah. Dia berharap Presiden Nicolas Maduro, yang saat ini memerintah, bisa menyelesaikan berbagai masalah ekonomi yang dihadapi para petani saat ini. “Kami yang menaruhnya di istana juga bisa menariknya keluar dari sana,” kata Garcia sambil tertawa.
Seorang tetangganya Zorayada Pinal, 55 tahun, juga mengalami masalah ekonomi serupa. Baru-baru ini Pinal menjalani pengobatan di rumah sakit dan divonis terkena kanker. Dia tidak bisa di rawat lama di rumah sakit umum karena tidak punya uang. Dia berharap pemerintahan Maduro bisa segera memperbaiki perekonomian dan mempermudah pengobatan dirinya di rumah sakit.
Baca:
Saat ini, seperti dilansir Reuters, Venezuela menghadapi krisis ekonomi, yang dipicu sejak melemahnya harga minyak mentah di pasar dunia pada 2016. Ini membuat negara kesulitan melakukan impor untuk membeli berbagai kebutuhan rakyat.
maduro
Pemerintahan Maduro membanter penjualan emas dengan susu dan kebutuhan sehari-hari, misalnya, dengan Turki. Maduro juga mendapatkan pinjaman puluhan triliun dari Cina dan dibayar dengan minyak mentah.
Krisis ekonomi ini memicu krisis politik dengan munculnya Presiden Majelis Nasional atau DPR Venezuela, Juan Guaido, yang mendeklarasikan diri sebagai Presiden interim menggantikan Maduro. Maduro menyebut Guaido sebagai ‘boneka Venezuela’ dan akan mengadilinya secara hukum.