Amerika Bentuk Koalisi Besar untuk Jatuhkan Pemerintahan Maduro

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 4 Maret 2019 13:50 WIB

Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan "5000 tentara ke Kolombia" pada Selasa, 29 Januari 2019. Sky News

TEMPO.CO, Washington - Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, mengatakan pemerintah Amerika Serikat bakal membentuk koalisi luas untuk mengganti Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Ini untuk membangun sistem demokrasi penuh di negara sosialis itu.

Baca:

“Saya ingin melihat koalisi luas yang bisa kami kumpulkan untuk mengganti Maduro, mengganti seluruh rezim korup itu,” kata Bolton dalam wawancara dengan CNN pada Ahad, 3 Maret 2019 waktu setempat, seperti dilansir Russia Today.

Bolton mengatakan ini menjawab pertanyaan jurnalis CNN mengenai apakah sikap AS mendukung diktator lain di seluruh dunia melemahkan argumentasi Bolton untuk mengganti pemerintahan Presiden Maduro. Ini seperti pemerintahan diktator Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Advertising
Advertising

Pemerintah AS mendukung Presiden interim Juan Guaido, yang mendeklarasikan diri menggantikan Maduro, pada akhir Januari 2019.

Baca:

Maduro baru saja memenangkan pemilu Presiden untuk kedua kalinya dan dilantik pada awal Januari 2019 untuk enam tahun ke depan. Oposisi menyebut pemilu itu penuh kecurangan sehingga menolak mengakui legitimasi Maduro.

Selain AS, Uni Eropa dan sejumlah negara Amerika Latin seperti Argentina, Brasil dan Kolombia juga mendukung Guaido. Saat ini, Maduro masih mendapat dukungan dari sejumlah negara seperti Cina, Rusia, Turki, Kuba, dan Meksiko.

Menurut Bolton, seperti dilansir Vanity Fair, sikap AS menolak Maduro, yang disebut diktator, tidak bisa dibandingkan dengan dukungan AS ke rezim Arab Saudi, yang kerap melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Baca:

“Ini (Venezuela) adalah negara di wilayah benua Amerika. Telah menjadi tujuan dari Presiden Amerika hingga ke era Ronald Reagan untuk membangun sistem demokrasi penuh di sana,” kata Bolton sambil menyebut Venezuela merupakan bagian dari Troika of Tyranny termasuk Kuba dan Nikaragua.

Menurut Bolton dalam wawancara itu, Kuba telah mengirim sekitar 2.500 pasukan untuk menjaga pemerintahan Maduro. “Ini hal yang tidak bisa kami terima dan itu sebabnya kami melakukan kebijakan ini,” kata dia.

Sputnik News melansir Bolton juga meminta rezim Maduro untuk tidak menghalangi upaya Maduro kembali ke Venezuela setelah sempat keluar ke Kolombia dan melakukan rapat dengan Wakil Presiden AS, Mike Pence.

Baca:

Guaido menyerukan unjuk rasa besar-besaran baru untuk menjatuhkan Maduro sekembalinya dia ke Venezuela nanti. Dia melanggar larangan Mahkamah Agung Venezuela yang melarangnya meninggalkan negara karena sedang menjalani pemeriksaan.

“Presiden interim Venezuela Juan Guaido telah mengumumkan rencananya untuk kembali ke Venezuela. Setiap ancaman atau tindakan yang mengancam keamanannya akan mendapat respon signifikan dari AS dan komunitas internasional,” kata Bolton lewat cuitan.

Baca:

Sebelum ini, Presiden Maduro mengatakan Guaido harus diadili jika kembali ke Venezuela. Maduro telah menuding Guaido sebagai boneka AS dan berupaya melakukan kudeta terhadap pemerintahannya.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

2 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

4 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

5 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

8 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya