Michael Cohen Sebut Donald Trump Berkolusi dengan Rusia

Jumat, 1 Maret 2019 14:59 WIB

Michael Cohen bersaksi di depan Kongres As, 27 februari 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Pengacara pribadi Donald Trump, Michael Cohen kembali bersaksi mengenai keterlibatan Rusia dalam kampanye pemilihan Presiden AS 2016.

Cohen berbicara di depan tiga panel kongres minggu ini yang memeriksa campur tangan Rusia dalam kampanye Trump.

Ketua Komite Intelijen House, Adam Schiff dari partai Demokrat, mengatakan bahwa Cohen akan kembali diperiksa lebih lanjut pada 6 Maret, untuk memberikan kesempatan kepada anggota parlemen menindaklanjuti pelanggaran yang Cohen tuduhkan kepada Trump pada pekan ini.

Baca: Michael Cohen Bersaksi, Tunjukkan Cek Uang Tutup Mulut dari Trump

"Saya pikir kita semuanya merasa itu adalah wawancara yang sangat produktif, di mana dia mampu menjelaskan banyak masalah yang sangat penting bagi penyelidikan kita. Kami dapat menelusuri dengan sangat detail," kata Schiff, dikutip dari Reuters, 1 Maret 2019.

Advertising
Advertising

Schiff mengatakan pada sidang panel itu juga akan mendengarkan kesaksian Felix Sater, seorang pengembang properti kelahiran Rusia sekaligus mantan rekan bisnis Trump, dalam sesi publik 14 Maret untuk membicarakan pembangunan menara Trump di Moskow.

Sater yang menjadi rekan Cohen pada masa kampanye Trump, mengatakan dia dan Cohen pernah bertemu dan membicarakan tentang uang tambahan senilai US$ 50 juta (Rp 706 miliar) kepada Presiden Rusia, Vladmir Putin, sebagai upaya untuk mengatur kenaikan harga unit lain pada proyek Moskow.

Mantan pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, secara emosional bereaksi terhadap pernyataan kesimpulan ketua Komite DPR Elijah Cummingspada kesimpulan kesaksian Cohen di sebuah komite House on Oightight and Reform hearing di Capitol Hill di Washington, 27 Februari 2019. [REUTERS / Jonathan Ernst]

Cohen mengaku bersalah tahun lalu karena telah berbohong kepada Kongres tentang proyek Moskow, tetapi Schiff mengatakan dia menjawab semua pertanyaan pada saat sidang panel. Kesaksian itu nantinya akan dipublikasikan, kata Schiff.

Mendengar kesaksian yang diberikan oleh Cohen, Trump mengatakan bahwa presiden sebelumnya juga pernah melakukan pelanggaran pada saat menjabat. Selain itu, Donald Trump juga berdalih baru tahu terkait email Hillary Clinton dari WikiLeaks.

Pada kesaksian hari Rabu, 27 Februari 2019, Cohen mengatakan Donald Trump tidak pernah secara langsung memintanya berbohong kepada Kongres tentang negosiasi gedung pencakar langit Moskow, tetapi Michael Cohen mengatakan dia yakin mengikuti arahan tak langsung Trump untuk menutupi bukti keterlibatannya pada proyek menara Moskow.

Baca: Bekas Pengacara Tuding Rasis, Trump Sebut Testimoni Memalukan

Cohen mengatakan dia tidak memiliki bukti langsung bahwa Donald Trump atau tim kampanye-nya berkolusi dengan Moskow selama periode kampanye, tetapi dia meyakini ada sesuatu yang janggal selama kampanye, namun tidak menyebut secara spesifik.

Dugaan kolusi adalah isu utama investigasi Rusia yang dilakukan penasihat khusus FBI Robet Mueller, yang menyelidiki Donald Trump selama dua tahun pertama masa jabatannya.

MUHAMMAD HALWI | REUTERS

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

8 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

10 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

15 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

19 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

22 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

26 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

26 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

28 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

30 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

31 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya