Aung San Suu Kyi Bujuk Investor Berinvestasi di Rakhine

Jumat, 22 Februari 2019 19:00 WIB

Aung San Suu Kyi. ndtv.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi memuji potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan di negara bagian Rakhine oleh para investor, di tengah konflik yang belum selesai di Rakhine.

Rakhine adalah hamparan luas tanah subur yang menutupi sisi barat Myanmar, dengan cadangan minyak dan gas lepas pantai dan garis pantai yang panjang, namun menjadi salah satu Myanmar termiskin di negara itu.

Rakhine diwarnai konflik etnis dan agama, terutama di wilayah utara bergolak yang paling dekat dengan Bangladesh.

Baca: Myanmar Bentuk Komite Lintas Partai Bahas Amendemen Konstitusi

Lebih dari 740.000 Muslim Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan setelah tindakan keras tentara berdarah pada Agustus 2017.

Advertising
Advertising

Tentara sekarang juga memerangi pemberontak dari etnis minoritas Rakhine, yang beragama Budha.

Namun dalam sambutannya kepada perusahaan asing di forum investasi Rakhine Suu Kyi memberikan pandangan optimistik kepada investor.

"Banyak potensi negara masih belum dimanfaatkan," kata Suu Kyi di forum di pantai Ngapali di Rakhine, yang jauh di selatan daerah konflik, dikutip dari Channel News Asia, 22 Februari 2019.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Myanmar Melamban, Suu Kyi Bujuk Investor

Suu Kyi memaparkan potensi pariwisata, manufaktur dan khususnya sektor minyak dan gas sebagai salah satu aset negara Rakhine yang bersinar.

Forum ini dihadiri peserta dari India, Jepang, Korea, Thailand dan Cina. Cina sendiri sedang membangun pelabuhan besar di selatan Rakhine dan jaringan pipa melalui negara yang secara strategis penting.

Baca: Pemerintahan Aung San Suu Kyi Minta Militer Serang Arakan Army

Aung Suu Kyi menyalahkan komunitas internasional karena melihat secara sempit pada aspek negatif terkait masalah di bagian utara negara itu daripada potensi untuk mengangkat Rakhine melalui pembangunan.

Rakhine, kata Aung San Suu Kyi, penuh dengan peluang dan "orang-orang yang hangat dan ramah, semua ingin menjadi bagian dari bagian pembangunan."

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

5 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

5 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya