Presiden Nicolas Maduro Ungkap Pertemuan dengan Amerika Serikat
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 16 Februari 2019 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebulan setelah berkecamuknya krisis politik di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro mengungkap pihaknya telah menggelar sebuah pembicaraan dengan delegasi pemerintah Amerika Serikat. Akan tetapi, dia tak mau menjelaskan hasil pembicaraan.
Dikutip dari apnews.com, Sabtu, 16 Februari 2019, Presiden Maduro mengatakan pihaknya berharap bisa melakukan pertemuan dengan Presiden Trump langsung untuk menyelesaikan krisis politik di Venezuela. Presiden Trump selama ini dikenal suka melontarkan kritik tajam kepada Maduro yang beraliran sosialis.
Krisis politik di Venezuela telah mendorong pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, di gadang-gadang pantas duduk sebagai Presiden Venezuela. Namun Maduro bersikukuh tak mau mundur dari jabatannya.
Baca: Pemerintah Cina Jalin Komunikasi dengan Oposisi Venezuela?
Menurut Maduro pertemuan Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, dengan delegasi pemerintah Amerika Serikat dilakukan di New York, Amerika Serikat selama beberapa jam. Ketika itu, Amerika Serikat diwakilkan oleh utusan khusus Amerika Serikat untuk Venezuela, Elliot Abrahams.
“Jika dia (Trump) ingin menemui saya, katakan saja kapan, dimana dan bagaimana. Saya akan datangi,” kata Maduro.
Baca: Ekspor Turki ke Venezuela Naik Drastis, Ada Apa?
Pemerintah Amerika Serikat tak menampik penjelasan Presiden Maduro soal pembicaraan itu. Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan Washington memiliki niat untuk bertemu Presiden Maduro untuk mendiskusikan sejumlah rencana.
Sebelumnya pada Jumat, 15 Februari 2019, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pihaknya telah melihat sinyalemen yang cukup nyata kalau Maduro mulai memahami mengapa masyarakat Venezuela menolak dia sebagai pemimpin. Pompeo mengatakan ini bukan pertama kali Maduro mengutarakan keinginan bertemu Presiden Trump. Secara tak langsung kondisi ini merefleksikan krisis politik yang terjadi di Venezuela karena masyarakat menolak model pemerintahan Maduro.
Venezuela terperosok semakin jauh dalam krisis politik yang dipicu oleh tuntutan Amerika Serikat sebulan lalu agar Maduro mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Amerika Latin menilai pemerintahan Maduro tak sah. Pemimpin oposisi Venezuela, Guaido, 35 tahun, tampil di garda depan pada Januari lalu yang untuk pertama kali melawan pemerintahan Maduro secara langsung.
AS dan sekutunya di Amerika Latin dianggap tidak sah. Lawannya, Guaido yang berusia 35 tahun, meledak ke panggung politik pada bulan Januari dalam tantangan pertama yang dapat dilakukan selama bertahun-tahun untuk mempertahankan kekuasaan Maduro. Pada 23 Januari 2019, Guaido mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Presiden Venezuela dan menegaskan memiliki sebuah hak konstitusi untuk mengambil alih kekuasaan dari Maduro.