Bekas Eksekutif Goldman Sachs Jalani Sidang Kasus 1MDB di AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 15 Februari 2019 15:23 WIB

Dari kiri: Bekas bankir Goldman Sachs, Roger Ng, dan Tim Leisner (tengah) dan pengusaha Low Taek Jho alias Jho Low (kanan). Straits Times

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Pengadilan di Malaysia memutuskan mengizinkan bekas bankir Goldman Sachs, Roger Ng, yang terlibat dalam skandal penggelapan penggelapan dana 1Malaysia Development Bank atau 1MDB, untuk kembali ke Amerika Serikat dan menjalani persidangan dengan dakwaan kriminal.

Baca:

Ng telah ditahan sejak 1 November 2019 setelah Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan dakwaan terhadapnya karena diduga dalam pencucian uang dana hasil penggelapan milik 1MDB. Dia keluar dari Goldman Sachs pada 2014.

Hakim Edwin Paramjothy Michael Muniandy mengatakan Ng bakal dikirim langsung ke AS setelah mendapatkan persetujuan dari kementerian Dalam Negeri Malaysia.

Advertising
Advertising

Baca:

Pengacara Ng, Tan Hock Chuan, meminta perintah itu diumumkan dalam 30 hari. Sedangkan UU Malaysia mengatur perintah ekstradisi itu harus dilakukan dalam tiga bulan.

Ng telah mencapai kesepakatan dengan kementerian Kehakiman AS mengenai pembayaran uang jaminan agar tidak ditahan dan beberapa hal lain.

"Ng berniat mempertahankan kasusnya di pengadilan Distrik Timur di New York, AS,” kata Tan kepada pengadilan seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 15 Februari 2019.

Baca:

Pengacara Ng di New York mengatakan kliennya bakal mengaku tidak bersalah dalam kasus yang disidang di pengadilan federal.

Saat ini, Ng juga menghadapi beberapa kasus kriminal di Malaysia. Kantor Jaksa Agung Malaysia tidak merespon permintaan penjelasan mengenai nasib kasus Ng ini.

Selain Ng, bekas eksekutif Goldman Sachs Tim Leissner, dan Taek Jho Low, yang merupakan pengusaha, juga terkena dakwaan di AS dengan dakwaan melakukan pencurian uang miliaran dolar atau puluhan triliun dari 1MDB. Leissner mengaku telah bersalah dalam kasus ini.

Baca:

Mengenai Ng ini, juru bicara Goldman Sachs mengatakan,”Seperti telah kami sampaikan sebelumnya, kami merasa sangat marah ada pegawai dari perusahaan ini melakukan tindakan seperti yang diuraikan dalam dakwaan pemerintah.”

Bekas PM Malaysia, Najib Razak, dan istri, Rosmah Mansor. MothershipSg.com

Saat ini, perusahaan investasi keuangan Goldman Sachs sedang menjalani investigasi oleh otoritas Malaysia dan kementerian Kehakiman AS karena perannya sebagai underwriter dan arranger dalam penerbitan tiga obligasi dengan nilai total US$6.5 miliar atau sekitar Rp92 triliun untuk 1MDB.

Baca:

Perusahaan 1MDB ini, seperti dilansir Reuters, dibentuk oleh bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, pada masa awal pemerintahannya pada 2015. Tujuannya adalah sebagai wahana untuk mengumpulkan dana investasi dalam mempercepat program pembangunan infrastruktur di Malaysia. Belakangan, dana ini diduga kuat dicuri oleh eksekutif perusahaan 1MDB. Razak diseret ke pengadilan karena diduga terlibat dalam kasus penggelapan dana ini.

Berita terkait

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

4 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

6 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

9 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

22 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya