Komandan Amerika Ragukan Denuklirisasi Penuh Korea Utara

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 13 Februari 2019 15:45 WIB

Jenderal Robert Abrams, komandan tertinggi militer AS di Semenanjung Korea.Joe Gromelski/Stars and Stripes

TEMPO.CO, Washington – Komandan tertinggi militer Amerika Serikat di Asia mengatakan rezim Kim Jong Un di Korea Utara kemungkinan tidak akan menyerahkan semua senjata nuklir seperti yang dijanjikan.

Baca:

Kepala Komando Indo-Pacific, Laksamana Philip Davidson, mengatakan ini dalam testimoni tertulis kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.

“Penilaian USINDOPACOM mengenai denuklirisasi Korea Utara konsisten dengan posisi Komunitas Intelijen. Yaitu, kami pikir ada kemungkinan Korea Utara tidak akan menyerahkan semua senjata nuklir atau kemampuan produksinya. Tapi negara itu akan mencoba menegosiasikan denuklirisasi sebagian dengan imbalan konsesi dari AS dan dunia internasional,” kata Davidson seperti dilansir Channel New Asia dan Reuters pada Rabu, 13 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Baca:

Davidson mengatakan ketegangan di Semenanjung Korea mereda sejak penghentian uji coba rudal balistik berhulu ledak nuklir pada 2017. Korea Utara juga sudah menghancurkan lorong situs uji coba nuklir. Namun, semua tindakan ini bisa dibalik. “Banyak yang harus dilakukan agar ada kemajuan yang berarti,” kata Davidson.

Pernyataan Davidson ini sejalan dengan pernyataan dari Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats, kepada kongres bahwa ada kemungkinan Korea Utara tidak akan menyerahkan semua senjata nuklirnya. Kim Jong Un juga disebut terus melanjutkan aktivitas yang inkonsisten dengan pernyataannya untuk denuklirisasi.

Baca:

Meski begitu, Davidson mengaku optimistis dengan pelaksanaan pertemuan puncak Trump dan Kim pada 27 – 28 Februari 2019 di Hanoi, Vietnam. Trump bakal bertemu lagi dengan Kim dan mengaku optimistis. Pertemuan pertama Trump dan Kim adalah pada Juni 2018 di Singapura, yang menghasilkan kesepakatan umum untuk denuklirisasi.

Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.

Trump memuji Kim menjelang pertemuan puncak kedua dengan mengatakan Kim akan membuat Korea Utara menjadi negara yang maju dan makmur. Trump menyebut Korea Utara akan menjadi negara Roket Ekonomi, lewat cuitan di Twitter pada pekan lalu.

Secara terpisah, laporan dari lembaga monitor sanksi Perserikatan Bangsa – Bangsa atau PBB menyatakan keraguan akan niat dari Pyongyang.

“Pyongyang menggunakan fasilitas sipil termasuk bandara untuk perakitan rudal balistik dan pengetesan dengan tujuan secara efektif mencegah serangan dan merakit sebagian kecil rudal nuklir dan lokasi manufaktur,” begitu bunyi PBB.

Baca:

Soal ini, Gedung Putih menolak menanggapi pernyataan Davidson. Sedangkan kemenlu AS mengatakan optimis akan komitmen Kim untuk melanjutkan denuklirisasi.

Baca:

Dalam penjelasan kepada Senat AS, seperti dilansir CNN, komandan tertinggi militer AS untuk Semenanjung Korea, Jenderal Robert Abrams, mengatakan nyaris tidak ada perubahan yang bisa diverifikasi di Korea Utara mengenai kemampuan militernya. “Kemampuan konvensional dan asimetris Korea Utara terus membuat AS dan sekutu beresiko sehingga militer AS harus terus siaga untuk menangkal semua kemungkinan tindakan agresi,” kata Abrams.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

4 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

8 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

9 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

13 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

17 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

20 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

24 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

29 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya