TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pembaruan sistem pertahanan rudal pada Kamis, 17 Januari 2019, dengan menyasar Korea Utara sebagai ancaman luar biasa yang terus berlangsung.
Baca:
Pernyataan ini tertuan dalam dokumen Missile Defense Review dan keluar tujuh bulan sejak pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, di Singapura pada pertemuan puncak. Saat itu, Trump mengatakan ancaman dari Pyongyang telah dilenyapkan.
“Tujuan kita sederhana: memastikan kita dapat mendeteksi dan menghancurkan setiap serangan rudal terhadap AS, dari manapun, dan kapanpun,” kata Trump di Pentagon seperti dilansir Reuters pada Kamis, 17 Januari 2019.
Baca:
Trump tidak menyebut langsung nama Korea Utara. Namun, dokumen Missile Defense Review menyebut Korea Utara sebagai ancaman yang jelas.
“Walaupun ada jalur perdamaian dengan Korea Utara, negara itu terus menjadi ancaman luar biasa dan AS harus tetap bersiaga,” begitu salah satu poin dalam kesimpulan eksekutif laporan ini seperti dilansir Channel News Asia pada 18 Januari 2019.
Laporan ini juga menyebut ancaman serupa datang dari Iran, Rusia dan Cina, yang baru saja disebut dalam kesimpulan Pentagon sebagai negara dengan kemajuan sistem persenjataan yang pesat. Sebagian sistem persenjataan milik Cina dianggap telah melampaui AS.
Baca:
Pelaksana Menteri Pertahanan, Patrick Shanahan, mengatakan ancaman muncul dari empat negara itu. Dan mengakui jika sistem rudal Korea Utara tetap menjadi keprihatinan yang nyata.
Bagai Trump, hasil kesimpulan yang tercantum dalam laporan itu membuat suasana kurang nyaman. Ini karena ada tiga pejabat tinggi Korea Utara, termasuk utusan khusus, sedang di Washington DC berbicara mengenai kemungkinan pertemuan puncak kedua antara Kim Jong Un dan Trump. Rencananya pertemuan ini akan digelar di Vietnam.
Baca:
Pertemuan puncak pertama Trump dan Kim Jong Un menyepakati denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, implementasi kesepakatan ini berjalan lamban. Salah satu pemyebabnya adalah Korea Utara meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonomi, yang membuat negara komunis itu terpuruk. Namun, Trump selama ini mengatakan tidak mau mencabut hingga proses denuklirisasi kelar dilakukan.
Media ABC News melansir, dokumen Missile Defence Review juga menyebut sistem pertahanan luar angkasa bisa menjadi lapisan pertahanan untuk menghadapi serangan rudal balistik dari negara-negara ancaman termasuk Korea Utara.