Dua Mahasiswa Indonesia Disebut Alami Penyerangan di Canberra

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 9 Februari 2019 10:43 WIB

Ilustrasi tindak kekerasan. 123rf.com

TEMPO.CO, Canberra – Dua mahasiswa Indonesia mengalami serangan verbal dan fisik saat sedang berjalan di ibu kota Canberra, Australia, pada Kamis sore, 7 Februari 2019.

Baca:

Kedua korban adalah mahasiswi di Australian National University dan University of Canberra. Keduanya sedang berjalan menuju ke salah satu halte bus di dekat pusat perbelanjaan Target di kota itu saat dua orang perempuan tidak dikenal mendekati. Kedua perempuan itu berteriak dan mulai berkata kasar.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia untuk kawasan Canberra atau ACT, Wilhelminus Poek, mengatakan kedua mahasiswi diserang pada saat sekitar pukul 4.30 sore.

Advertising
Advertising

Baca:

“Mereka mengatakan kenapa kamu berpakaian serba hitam? Kenapa kamu masih hidup? Itu tidak adil bagi kita. Mana HP kamu?” kata Wilhelminus menirukan penjelasan salah satu korban di WhatsApp seperti dilansir media Coconuts mengutip ABC Indonesia pada Jumat, 8 Februari 2019.

Wilhelminus melanjutkan, salah satu mahasiswi yang menjadi korban mengatakan,“Saya dan teman hanya diam, kemudian dia memukul dengan keras telinga temanku sampai terpental dan lututnya berdarah. Bahkan celana temanku sobek.”

Baca:

Setelah mendapat laporan ini, pengurus PPIA ACT langsung memberikan himbauan kepada mahasiswa Indonesia di sana agar bersikap waspada. Wilhelminus mengatakan pengurus belum mengetahui apa motif penyerangan itu. Namun, ada dugaan serangan itu bermuatan rasial karena kedua perempuan penyerang mempertanyakan cara berpakaian kedua korban.

Wilhelminus mengatakan pengurus PPIA ACT tidak akan tinggal diam soal serangan ini apalagi jika ada dugaan kuat motifnya bersifat rasial.

“Meski kita tinggal di negara orang tapi negara ini punya hukum dan aturan termasuk mengatur masalah kekerasan apalagi jika berbau rasis,” kata Wilhelminus.

Baca:

Mengenai insiden ini, KBRI Canberra mengatakan telah menemui kedua mahasiswi yang menjadi korban penyerangan. “KBRI Canberra telah menemui dan berkomunikasi langsung dengan kedua korban,” kata seorang pejabat di KBRI Canberra.

KBRI Canberra akan mendampingi kedua korban untuk menyelesaikan masalah ini lewat jalur hukum. Insiden ini bertepatan dengan laporan medai Canberra Times mengenai pemerintahan Kota Canberra, Menteri Kepala Andrew Barr, yang membawa delegasi perguruan tinggi ke Indonesia.

Barr berharap jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke Canberra bertambah seperti di bidang perubahan iklim, ekologi, keperawatan dan informasi teknologi. Saat ini, jumlah mahasiswa Indonesia menempati urutan keempat setelah Bhutan, Cina, dan India.

“Lembaga riset dan pengajaran di Canberra Australia terkenal di seluruh dunia dalam bidang energi terbarukan, keamanan siber dan pertahanan, informasi teknologi dan pemerintahan digital, kesehatan dan sains olah raga, luar angkasa, pertanian dan lingkungan hidup,” kata Barr seperti dilansir Canberra Times.

Berita terkait

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

21 jam lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

1 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

1 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

1 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

3 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

5 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

7 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

7 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya