Taliban Klaim Pasukan AS Angkat Kaki dari Afganistan Akhir April

Jumat, 8 Februari 2019 09:56 WIB

Sejumlah tentara Amerika Serikat berjaga-jaga dilokasi terjadinya bom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 5 Januari 2015. REUTERS/Omar Sobhani

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang diplomat tinggi Rusia telah bertemu dengan perwakilan Taliban dan menyatakan dukungan Moskow untuk penarikan pasukan AS dari Afganistan.

Pertemuan itu terjadi setelah dua hari perundingan antara tokoh-tokoh Afganistan dan perwakilan Taliban di Moskow dan pernyataan yang saling bertentangan tentang penarikan segera pasukan AS dari Afganistan.

Dikutip dari Aljazeera, 8 Februari 2018, seorang pejabat senior Taliban mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat berjanji untuk menarik setengah dari pasukannya dari Afganistan pada akhir April, tetapi kemudian menarik kembali pernyataan itu.

Baca: Penarikan Pasukan, Rusia Siap Memediasi Amerika dan Taliban

Kepala delegasi Taliban mengatakan tidak ada waktu yang telah ditetapkan untuk penarikan AS dari negara itu dan negosiasi sedang berlangsung.

Advertising
Advertising

Ketua juru runding AS Zalmay Khalilzad juga membantah klaim itu dalam sebuah tweet.

Zamir Kabulovm, utusan presiden Rusia untuk Afganistan, mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada hari Kamis bahwa Rusia bersedia membantu pembicaraan antara AS dan Taliban mengenai penarikan pasukan AS.

Tidak jelas bantuan apa yang ditawarkan Rusia.

Kabulov juga mengatakan Moskow akan bersedia mendukung pencabutan sanksi terhadap Taliban selama anggota Dewan Keamanan PBB lainnya juga ikut serta.

Sampai sekarang, AS telah berada di garis depan negosiasi. Sejak ditunjuk September lalu sebagai perwakilan khusus AS untuk rekonsiliasi Afghanistan, Khalilzad telah melakukan sejumlah pembicaraan dengan Taliban dan perwakilan regional lainnya di Afganistan, Pakistan, Uni Emirat Arab, India, Rusia, Uzbekistan, Turkmenistan, Saudi Saudi dan Qatar.

Baca: Presiden Ghani Sebut Pasukan Asing Tinggalkan Afganistan

Perundingan terbaru utusan AS digelar di Doha akhir Januari di mana kedua pihak bertemu selama enam hari.

Khalilzad mengatakan kepada New York Times bahwa rancangan kerangka kerja disepakati yang pada akhirnya bisa berubah menjadi kesepakatan.

Washington menginginkan jaminan Afganistan tidak akan melindungi kelompok-kelompok yang akan menggunakan negara itu sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap AS. Taliban ingin semua pasukan Amerika angkat kaki dari Afganistan.

Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. REUTERS

Seorang pejabat Taliban pada hari Rabu mengatakan Amerika Serikat telah berjanji untuk menarik setengah dari pasukannya dari Afghanistan pada bulan April, klaim Departemen Luar Negeri AS segera diperdebatkan.

Pejabat itu, menurut laporan ABC adalah Abdul Salam Hanafi, membuat komentar di Moskow di mana ia menjadi bagian dari delegasi Taliban yang menghadiri pembicaraan damai dengan para tokoh politik senior Afghanistan. Pejabat pemerintah Afghanistan tidak menghadiri delegasi.

"Amerika telah menyetujui kepada kami bahwa setengah dari pasukan Amerika akan mulai berangkat dari awal Februari hingga akhir April," kata Hanafi dan mengatakan janji itu telah dibuat selama pembicaraan terobosan dengan para perunding AS di ibukota Qatar, Doha bulan lalu, yang dia juga ikut serta.

Baca: AS - Taliban Diduga Sepakat Tarik Pasukan Asing dari Afganistan

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri membantah hal itu, mengatakan kepada ABC News, "Kami belum menyetujui jadwal waktu untuk kemungkinan penarikan pasukan dan tidak akan membahas perincian spesifik lain dari percakapan diplomatik."

Pentagon dan Gedung Putih tidak segera menanggapi komentar pejabat Taliban kelompok itu agar semua pasukan AS mundur dari Afganistan.

Taliban telah menolak untuk bernegosiasi langsung dengan pemerintah Presiden Afganistan Ashraf Ghani, menyebutnya sebagai "boneka" Barat.

Tidak ada perwakilan pemerintah yang terlibat dalam pembicaraan dengan Taliban, di Moskow, Doha atau di tempat lain.

Baca: Taliban dan Amerika Berunding di Qatar, Membahas Apa?

Pemerintah Afganistan telah menolak untuk menghadiri perundingan di Moskow, mengkritik mereka sebagai merusak legitimasinya. Pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani, mengaku kecewa bahwa mereka telah dikesampingkan dari pembicaraan AS-Taliban dan menghadapi tantangan dari tokoh-tokoh politik kuat lainnya di Afganistan yang berusaha untuk mengambil peran utama dalam upaya perdamaian yang berkembang dengan Taliban.

Pemerintah Afganistan cemas bahwa keluarnya pasukan AS yang tiba-tiba bisa melihatnya melemah dengan cepat dan ada kekhawatiran negara itu akan jatuh lebih jauh ke dalam kekacauan kekerasan atau perang saudara yang baru ketika panglima perang lain muncul untuk bersaing dengan Taliban.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

6 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

16 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

54 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

58 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Al Baghdadi, Pemimpin ISIS Berubah Jadi Ekstremis setelah Ditangkap AS

16 Februari 2024

Al Baghdadi, Pemimpin ISIS Berubah Jadi Ekstremis setelah Ditangkap AS

Janda Abu Bakr al Baghdadi bercerita bahwa suaminya itu berubah menjadi ekstremis setelah ditangkap AS pada 2004.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

8 Februari 2024

Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

Abdul Qayoum Safi asal Afganistan lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi 4,00.

Baca Selengkapnya

Pesawat Sewaan Rusia Berisi 6 Penumpang Hilang di Afghanistan

21 Januari 2024

Pesawat Sewaan Rusia Berisi 6 Penumpang Hilang di Afghanistan

Sebuah pesawat sewaan teregistrasi Rusia dengan enam orang di dalamnya menghilang dari layar radar di Afghanistan.

Baca Selengkapnya