Penarikan Pasukan, Rusia Siap Memediasi Amerika dan Taliban

Kamis, 7 Februari 2019 20:20 WIB

Pemimpin Taliban Afganistan di kantor pusatnya di Doha Qatar. [EXPRESS TRIBUNE]

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia siap membantu Amerika Serikat dalam bernegosiasi dengan kelompok radikal Taliban dalam rencana penarikan pasukan militer Negara Abang Sam itu dari Afganistan. Informasi itu disampaikan sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia seperti diwartakan kantor berita RIA, Kamis, 7 Februari 2019.

Dikutip dari reuters.com, Kamis, 7 Februari 2019, komentar itu muncul sehari setelah Rusia menjadi tuan rumah perundingan damai antara Taliban dan politisi oposisi di Afganistan. Sumber di Taliban mengatakan belum ada kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait kapan pasukan militer Amerika Serikat harus angkat kaki dari Afganistan, namun negosiasi telah dilakukan.

Baca: Serangan Taliban di Afganistan, Puluhan Orang Tewas

Petugas keamanan Afganistan memeriksa lokasi terjadinya bom mobil di Kabul, Afganistan, 15 Januari 2019. Pejuang Taliban bertanggung jawab atas serangan bom mobil tersebut yang menewaskan 4 orang. REUTERS/Mohammad Ismail

Baca: Pertama Kali, India Lakukan Pertemuan dengan Taliban

Advertising
Advertising

Kelompok garis keras Taliban sedang berupaya mengeluarkan seluruh pasukan asing dari Afganistan dalam hitungan bulan.

"Ini baru langkah awal yang akan berlanjut dengan harapan terwujudnya perdamaian suatu hari nanti di Afganistan," kata Sher Mohammed Abbas Stanikzai, pejabat tinggi Rusia, seperti dikutip dari themoscowtimes.com, Kamis, 7 Februari 2019.

Pemerintah Afganistan menolak inisiatif pertemuan pada 5 Februari - 6 Februari yang diselenggarakan Moskow setelah Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk mengakhiri perang Afganistan yang sudah berlangsung 18 tahun. Diantara kesepakatan itu adalah penarikan pasukan asing.

Pemerintah Afganistan telah secara terbuka mengungkapkan kekhawatiran jika Amerika Serikat meninggalkan Afganistan - itu sama dengan memberi keleluasaan pada Taliban. Taliban saat ini telah mengendalikan hampir separuh wilayah Afganistan. Kelompok radikal itu juga menolak berdialog dengan otoritas berwenang Afganistan hingga tercapainya kesepakatan penarikan pasukan asing dari Afganistan, termasuk 14 ribu pasukan dari Amerika Serikat.

Berita terkait

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

15 menit lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

1 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

2 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

2 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

2 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya