Juan Guaido Desak Militer Berontak dari Rezim Nicolas Maduro
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 26 Januari 2019 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Juan Guaido, yang mengangkat diri sebagai presiden Venezuela, meminta militer Venezuela memberontak dari rezim Nicolas Maduro.
"Ayo bela rakyat Venezuela," pesan Juan Guaido kepada angkatan bersenjata pada Jumat kemarin, seperti dikutip dari CNN, 26 Januari 2019.
Baca: Kudeta Venezuela, Rusia Peringatkan AS Tidak Intervensi Militer
Permintaan ini disampaikan ke kerumunan di alun-alun kota Caracas sehari setelah militer menyatakan dukungan kepada Maduro.
Sementara Maduro mengatakan pada hari yang sama dirinya bersedia untuk berdiskusi dengan oposisi untuk menyelesaikan krisi politik.
"Kami percaya bahwa hanya mungkin melalui dialog dan diplomasi untuk menemukan solusi bagi konflik, tidak melalui kekerasan atau intervensi asing atau upaya kudeta atau perang," kata Maduro kepada wartawan.
Juan Guaido, 35 tahun, meyakini ini adalah momentum yang tepat saat mengangkat diri sebagai presiden yang sah di hadapan kerumunan pada Rabu kemarin, di mana bertepatan dengan jatuhnya diktator Venezuela Jimenez pada 1958.
Baca: Nicolas Maduro vs Juan Guaido, Siapa Mendukung Siapa?
Dalam penampilan publik pertamanya sejak tantangan dramatisnya kepada Presiden Nicolas Maduro pada Rabu, pemimpin oposisi mengatakan kepada ratusan pendukung yang bersorak di lapangan Caracas di Chacao bahwa mereka akhirnya akan menang.
"Di Miraflores (istana presiden) mereka berpikir gerakan ini akan kehabisan tenaga. Mereka yang telah merebut simbol kekuasaan berpikir kita akan lelah," katanya. "Tapi Venezuela sudah bangun dan tidak akan pernah tidur lagi."
Baca: Kronologi Krisis Venezuela dan Manuver Oposisi Hadapi Maduro
Seperti dikutip dari New York Times, meskipun Guaido sendiri diakui oleh AS dan 20 negara lain, ia tetap tidak memiliki kekuasaan atas negara.
Militer Venezuela melalui menteri pertahanan telah bersumpah setia pada Nicolas Maduro, yang mulai khawatir oposisi berencana memecah belah militer.