Anaknya Sekarat, Ibu Asal Yaman Berjuang Dapatkan Visa Amerika

Minggu, 30 Desember 2018 14:18 WIB

Shaima Swileh, warga negara Yaman, berjuang sejak 2017 agar bisa mendapatkan visa ke Amerika Serikat demi menemani putranya yang sedang dirawat karena kerusakan otak akibat genetik. Sumber: Council on American-Islamic Relations, Sacramento Valley/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengenai larangan warga dari tujuh negara memasuki wilayah Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan.

Shaima Swileh, warga negara Yaman, berjuang selama 17 bulan agar bisa mendapatkan visa ke Amerika Serikat demi menemani putranya yang sedang dirawat karena kerusakan otak akibat genetik. Pada 18 Desember, Swileh mendapat visa setelah kisahnya tersebar sehingga dia pun bisa mencium putranya sebelum alat bantu penopang kehidupan dicabut.

Baca: Visa Nas Daily Ditolak, Ini Kata Imigrasi dan Kemenpar

Dikutip dari aljazeera.com, Minggu, 30 Desember 2018, Swileh menikah dengan Ali Hasan pada 2016. Hasan adalah warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Stockton, California, Amerika Serikat. Pasangan ini pindah ke Mesir setelah menikah dan perang Yaman meletup.

Swileh terakhir kali melihat putranya, Abdullah Hasan, 2 tahun, pada Oktober 2017 atau sebelum Hasan membawa putranya ke Amerika Serikat untuk menjalani pengobatan. Swileh tak bisa ikut bersama Hasan ke Amerika Serikat karena Presiden Trump telah memberlakukan larangan warga dari tujuh negara memasuki wilayah Amerika Serikat, salah satunya Yaman.

Advertising
Advertising

Baca: Syarat Visa Diperketat, Israel Ingin Kurangi Turis Turki?

Bagi Swileh yang memegang paspor Yaman, kebijakan Presiden Trump ini seperti petir di siang bolong. Sebab itu artinya, dia tak bisa mendampingi Abdullah yang di rawat di rumah sakit anak Benioff, Oakland, Amerika Serikat.

“Kami patah hati. Kami harus mengucapkan selamat tinggal kepada putra kami yang telah menjadi cahaya hidup kami,” kata Hasan.

Setelah dibantu alat penopang kehidupan, Abdullah meninggal pada Jumat, 28 Desember 2018. Proses pemakaman dilakukan Sabtu, 29 Desember 2018.

“Istri saya menelepon saya setiap hari mengatakan betapa dia ingin sekali mencium dan memegang putra kami untuk terakhir kalinya,” kata Hasan.

Dia dan istrinya mulai kehilangan harapan kesembuhan putra mereka karena kondisi kesehatan Abdullah yang terus memburuk dan rencana mereka untuk mencabut alat bantu kehidupan demi mengakhiri rasa sakit yang dirasakan sang putra.

Terkait kondisi ini, seorang relawan di rumah sakit tergugah dan menghubungi Dewan Hubungan Amerika – Islam. Upaya ini membuahkan hasil hingga akhrinya Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memberikan visa kepada Swileh agar bisa masuk Amerika Serikat.

Selain Yaman, Presiden Trump juga melarang warga dari negara Korea Utara dan Venezuela untuk menginjakkan kakinya di Amerika Serikat. Rencananya, Dewan Hubungan Amerika – Islam akan menggugat Presiden Trump atas kebijakan ini.

Saad Sweilem, pengacara Dewan Hubungan Amerika – Islam mengatakan kisah sedih keluarga Hasan telah menginspirasi pihaknya untuk melawan kebijakan Trump ini.

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

36 menit lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

10 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

15 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

15 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

16 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

19 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

21 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

22 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya