Vietnam Berminat Jadi Tuan Rumah KTT Kim Jong Un - Trump Jilid 2
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 17 Desember 2018 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam dikabarkan tertarik untuk jadi tuan rumah pertemuan kedua pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump.
Pejabat tinggi pemerintahan Vietnam mengatakan kepada pemerintah Korea Selatan bahwa negaranya berminat untuk menjadi tuan rumah pertemuan keduanya, menurut sumber dari pemerintahan Korsel kepada CNN, yang dikutip dari The Telegraph, 17 Desember 2018.
Baca: Empat Kesepakatan Trump dan Kim Jong Un
Sumber yang sama menyebut pejabat Korea Utara mengungkapkan penyesalannya atas kasus hukum pembunuhan Kim Jong Nam yang menjerat warga negara Vietnam, namun menegaskan pernyataan ini bukan permintaan maaf atau pengambilalihan tanggung jawab.
Korea Utara dengan tegas menyangkal berada di balik pembunuhan Kim Jong Nam di Bandara Kuala Lumpur pada Februari 2017. Warga Vietnam, Doan Thi Huong, 29 tahun, dan warga negara Indonesia Siti Aisyah, 25 tahun, saat ini masih menghadapi proses peradilan atas dugaan pembunuhan Kim Jong Nam dengan menyemprotkan agen syaraf VX ke wajah Nam. Kuasa Hukum keduanya mengaku mereka percaya saat itu ikut dalam program TV.
Baca: Kim Jong Un Balas Surat Donald Trump, Apa Isinya?
Kasus ini sempat mengguncang hubungan Vietnam dan Korea Utara, namun tampak mereda setelah kunjungan pejabat tinggi Korut, Ri Yong-ho, ke Vietnam.
Sebelum akhirnya diputuskan Singapura yang menjadi lokasi pertemuan pertama Kim Jong Un dan Trump, Vietnam sempat menjadi salah satu pilihan lokasi untuk pertemuan.
Asisten Profesor di Universitas Lee Kuwan Yew School of Public Policy, Vu Minh Khuong, menyebut Hanoi sebagai pilihan simbolik AS dan Vietnam telah berekonsiliasi dengan sejarah kelamnya.
Baca: Trump Mengaku Jatuh Cinta kepada Kim Jong Un
"Hanoi mencerminkan bagaimana, hanya dalam satu generasi, hubungan diplomatik bisa berubah dari buruk menjadi kolaboratif dan saling menguntungkan," katanya.
Pertemuan kedua antara Kim Jong Un dan Donald Trump dibayangi kebuntuan perundingan denuklirisasi Korea Utara, di mana Korea Utara menuduh AS yang tidak melakukan apapun ketika Pyongyang sudah memulai proses denuklirisasi sementara Washington menuduh Korut enggan mengungkapkan nuklirnya.