TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan tingkat tinggi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada Selasa, 12 Juni 2018, menghasilkan empat kesepakatan. Kedua pemimpin yang sepanjang 2017 saling menghina dan saling gertak soal denuklirisasi Korea Utara, puas dengan pertemuan yang diselenggarakan di Singapura tersebut.
Baca: Pertemuan Empat Mata Trump dan Kim Jong Un Bahas Ini
Presiden Donald Trump mengacungkan jempol kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat pertemuan bilateral di Capella, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. AP
Baca: Air China Pembawa Kim Jong Un Ternyata Pesawat PM Cina Li Keqiang
Poin pertama kesepakatan tersebut adalah Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen membangun hubungan baru yang sesuai dengan keinginan masyarakat di kedua negara, yakni perdamaian dan kemakmuran.
Kedua, Amerika Serikat dan Korea Utara akan bersama-sama berupaya membangun sebuah hubungan yang langgeng dan mewujudkan stabilitas perdamaian di Semenanjung Korea.
Ketiga, kedua belah pihak sama-sama menegaskan Deklarasi Panmunjom yang dibuat pada 27 April 2018. Lewat deklarasi ini, Korea Utara berkomitmen menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Keempat, Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen memulangkan tahanan perang dan orang hilang yang masih berada di Korea Utara, termasuk merepatriasi mereka yang sudah diidentifikasi.
Dalam kesepakatan itu, tidak disebut mengenai nasib sanksi-sanksi ekonomi yang selama ini diberlakukan ke Korea Utara oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Namun Kementerian Luar Negeri Cina, mengatakan sanksi-sanksi yang diberlakukan kepada Korea Utara mungkin bakal dipertimbangkan lagi setelah Kim Jong Un dan Donald Trump menandatangani kesepakatan yang komprehensif mengenai denuklirisasi.