Saudi Gelar KTT Teluk, Pengamat Ragukan Efektivitas Forum GCC

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 10 Desember 2018 11:03 WIB

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Sumber: Hamad I Mohammed/Reuters/Aljazeera

TEMPO.CO, Riyadh – Sejumlah pengamat mempertanyakan efektivitas dari Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council dalam menyelesaikan konflik internal antar-negara anggota seperti antara Arab Saudi dan Qatar.

Selama ini, GCC disebut berperan sebagai simbol belaka dan telah melupakan fungsi utamanya untuk membangun hubungan lebih dekat denga negara anggota.

Baca:

KTT Teluk, Raja Salman Minta Negara Teluk Bersatu

Advertising
Advertising

“Sejak terjadi krisis pada 2014, Dewan menunjukkan ketidak-mampuannya untuk melakukan mediasi atau memiliki peran signifikan dalam meredakan ketegangan antara sesama negara anggota,” kata Luciano Zaccara, peneliti politik Teluk dari Qatar University seperti dilansir Aljazeera pada Ahad, 9 Desember 2018.

GCC merupakan aliansi ekonomi dan politik antara negara di Semenanjung Arab. Sejak didirikan pada 1981, GCC berupaya membangun kerja sama ekonomi dan sosial, keamanan dan budaya antara negara anggota.

Baca:

GCC memiliki enam negara anggota seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Menurut Direktur Pusat Kajian Teluk, Mahjoob Zweiri, dari Qatar University, Arab Saudi cenderung berperan dominan di organisasi ini.

Arab Saudi menggunakan GCC untuk mempertahankan perannya sebagai kekuatan regional. “Tanpa dewan ini, Arab Saudi tidak memiliki kekuasaan di regional ini,” kata Zweiri kepada Aljazeera.

Menurut dia, Arab Saudi mendapat keuntungan dari GCC karena menempati posisi kepemimpinan politik dan ekonomi. “Itu sebabnya mereka berkukuh untuk mempertahankan GCC,” kata dia.

Baca:

Pada saat yang sama, AS dan Eropa berpendapat GCC berperang penting untuk mengimbangi Iran di wilayah Timur Tengah.

Konflik antara Arab Saudi dan Qatar masih terlihat dalam KTT GCC ke – 39. Emir Qatar tidak datang dan hanya mengirim delegasi tingkat menlu. Padahal Raja Salman telah mengirimkan undangan.

Menurut Zweiri,”Negara tuan rumah memiliki tradisi untuk mengundang negara anggota. Itu hanyalah formalitas saja,” kata dia.

Baca:

Menurut Zaccara, Qatar berkepentingan untuk tidak menolak undangan dari Saudi itu. “Ini untuk menunjukkan pemerintah Qatar tidak pernah enggah berdialog langsung,” kata dia.

Baca:

Sedangkan pengamat Jocelyn Sage Mitchell, asisten profesor di Northwestern University di Qatar mengatakan partisipasi negara itu di KTT GCC di Riyadh, Arab Saudi, memberi posisi tawar lebih tinggi dalam kondisi masalah diplomatik saat ini. Ini juga memberi Doha kesempatan untuk membantah tudingan negara itu tidak cukup mendukung sesama kerajaan di Teluk.

Berita terkait

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

7 jam lalu

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia Vs Irak berjibaku untuk posisi ketiga di Piala Asia U-23 2024. Berikut profil Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

3 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

3 hari lalu

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

5 hari lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

7 hari lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

Timnas Jepang U-23 mengalahkan tuan rumah, Qatar, pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 lewat perpanjangan waktu.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

7 hari lalu

Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Qatar vs Jepang akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hammad pada Kamis, 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

7 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut track record pertemuan kedua tim Asia ini.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

8 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

9 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya