Abaikan Gencatan Senjata AS, Koalisi Arab Kembali Bom Yaman
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 2 November 2018 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Arab Saudi mengembom bandara internasional Yaman setelah AS menuntut agar diadakan perundingan damai antara kedua kubu.
Koalisi Arab Saudi dari aliansi militer Saudi-UEA yang berperang melawan Houthi Yaman mengatakan telah membom Bandara Internasional Sanaa dan pangkalan udara di dekatnya yang diduga digunakan untuk meluncurkan serangan rudal balistik dan drone.
Baca: Didesak Amerika Serikat, Yaman Siap Akhiri Perang Sipil
Kolonel Turki al-Malki, juru bicara Koalisi Arab, seperti dilaporkan pada Jumat 2 November, mengatakan penerbangan di bandara dan upaya bantuan internasional tidak terpengaruh karena serangan udara ini.
Dia mengatakan kepada televisi al-Ekhbaria bahwa pihak koalisi akan menggelar konferensi pers untuk membuktikan bahwa bandara itu digunakan oleh Houthi untuk melancarkan serangan.
Outlet berita Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi tidak menjawab klaim aliansi, tetapi melaporkan bahwa lebih dari 30 serangan menargetkan pangkalan udara al-Dulaimi di Sanaa dan sekitarnya.
Namun sumber di ibu kota mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jumlah serangan berjumlah 20.
Baca: Kenapa Yaman Dilanda Perang?
Serangan udara terjadi hanya beberapa jam setelah pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengatakan siap untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan Houthi.
Pemerintah Yaman mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya menyambut semua upaya untuk memulihkan perdamaian setelah AS dan PBB menyerukan kepada pihak yang bertikai untu negosiasi yang direncanakan di Swedia akhir bulan ini.
Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuntut gencatan senjata, termasuk serangan udara, yang menyebabkan banyak warga sipil tewas.
Nasser Arrabyee, seorang Jurnalis Yaman yang berbasis di Sanaa, mengatakan tenggat waktu 30 hari yang diberikan AS untuk negosiasi ditafsirkan oleh Koalisi Arab untuk mengintensifkan serangan udara mereka dan merebut kembali wilayah Yaman dari para pemberontak Houthi.
Baca: Qatar Dukung Amerika Serikat untuk Gencatan Senjata di Yaman
"Saat ini, Houthi bersedia melakukan negosiasi karena solusi yang dinegosiasikan adalah kemenangan bagi mereka," kata Arrabyee.
Sebelumnya Menteri Pertahanan AS James Mattis menyerukan gencatan senjata di Yaman selama 30 hari ke depan selama diskusi di U.S. Institute of Peace (USIP) pada Selasa 30 Oktober, seperti dilaporkan CBS News.
Mattis mengatakan kepada mantan penasihat keamanan nasional Bush, Stephen Hadley, bahwa satu-satunya cara menyelesaikan konflik ini adalah konflik dengan gencatan senjata dan negosiasi.
Baca: Bencana Kelaparan Makin Parah, Yaman Diprediksi Hancur Total
Perang saudara Yaman antara Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi dukungan AS dan pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran, telah menghancurkan Yaman sejak perang pecah pada 2015. Pada Agustus, PBB mengeluarkan laporan yang menuduh serangan Koalisi Arab menyebabkan kehancuran bagi warga sipil, dan AS mengatakan Yaman berada di ambang kelaparan.