ADL Kecam Penembakan Massal Sinagoga, Terburuk dalam Sejarah AS
Rabu, 31 Oktober 2018 10:01 WIB
TEMPO.CO, Pittsburgh – Pengurus organisasi Anti-Defamation League mengatakan penembakan massal terhadap jamaah Sinagoga Tree of Life di Pittsburgh pada akhir pekan lalu sebagai serangan paling mematikan terhadap komunitas Yahudi di Amerika Serikat.
Baca:
Kisah 3 Korban Penembakan Massal Sinagoga Tree of Life Amerika
11 orang tewas dan enam lainnya terluka termasuk empat polisi. Pelaku penyerangan Robert Bowers, 46 tahun, menembaki jamaah dan polisi menggunakan senapan serbu AR-15 dan tiga pistol.
“Kami yakin ini serangan paling mematikan terhadap komunitas Yahudi dalam sejarah Amerika Serikat,” begitu dilansir ADL dalam pernyataan seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu, 27 Oktober 2018. ADL adalah organisasi yang sehari-hari melawan praktek anti-semit.
Baca:
Penembak Massal Sinagoga Amerika Mulai Disidang
Kepala ADL, Jonathan A. Greenblatt, mengatakan penembakan massal itu merupakan tindakan tidak bermoral karena orang Yahudi sebagai target saat ibadah pada Sabat pagi. ”Dan tidak terpikir ini akan terjadi di AS pada hari ini dan abad ini,” kata dia.
Pelaku penyerangan Robert Bowers berteriak semua orang Yahudi harus mati saat di memasuki ruang sinagoga, yang merupakan kelompok konservatif di Kota Pittsburgh. Pada saat itu sedang berlangsung upacara penamaan seorang bayi.
Bowers sempat terlibat baku tembak dengan polisi saat hendak melarikan diri dan terpaksa bersembunyi di dalam sinagoga. Dia terluka dan dikabarkan merangkak ke arah polisi sebelum akhirnya menyerah.
Baca: Penembakan Sinagog, Ribuan Orang Padati Acara Berkabung
“Sayangnya, serangan brutal ini – yang merupakan serangan anti-semit paling mematikan di AS sejak 2014 -- terjadi pada saat ADL melaporkan terjadinya peningkatan historis insiden anti-semit dan gangguan anti-semit online,” kata Greenblatt, yang merujuk pada peristiwa penembakan di Kansas, yang menewaskan tiga orang.
Kecaman juga datang dari kelompok Yahudi lainnya. “Menyerang orang sipil tak berdosa di tempat ibadah ketika mereka sedang mempraktekkan keyakinannya merupakan kejahatan kebencian yang pengecut dan mengerikan,” begitu pernyataan dari American Jewish Congress.
AJC menyalahkan kelompok supremasi kulit putih atas serangan brutal itu. “Pada masa buruk ini, kita bersatu melawan anti-semit, supremasi kulit putih dan intimidasi,” begitu pernyataan lanjutan AJC.
Baca: Pelaku Penembakan Sinagog Unggah Koleksi Senjata Sebelum Beraksi
Sedangkan lembaga Simon Wiesenthal Center mendesak Presiden Donald Trump untuk menggelar pertemuan dengan para pemimpin agama untuk membantu menghentikan masyarakat AS jatuh ke ekstrimisme.
AS butuh kepemimpinan dari dua partai politik untuk mencegah terpeleset ke ujung ekstrimisme. “Presiden juga harus menggelar pertemuan lintas agama untuk membalik gelombang kebencian dan ekstrimisme,” kata lembaga ini.
Baca: Donald Trump Mau Penembak Sinagog Pittsburgh Dihukum Mati
Menurut CNN, serangan paling mematikan sebelum insiden sinagoga di Pittsburgh adalah penyerangan terhadap orang Yahudi pada 1985. Saat itu seorang pengacara, istri dan dua putranya ditikam hingga tewas. Pelaku adalah seorang pekerja industri baja.