Penyidik Turki Kerahkan Robot untuk Cari Mayat Jamal Khashoggi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Minggu, 28 Oktober 2018 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para penyelidik Turki mengerahkan robot ke dalam selokan untuk mencari mayat Jamal Khashoggi, yang diduga dibuang ke sumur kediaman Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul.
Dilansir dari Dailymail.co.uk, 28 Oktober 2018, robot berlengan dengan kamera yang dirancang untuk menemukan materi kecil diturunkan ke saluran pembuangan dipantau melalui layar komputer dari dalam mobil van.
Baca: Jasad Wartawan Jamal Khashoggi Diduga Dibuang ke Sumur
Media Turki mengklaim bahwa tubuh Khashoggi telah dimutilasi menjadi tiga bagian oleh ahli forensik Saudi yang tiba bersama 14 anggota regu pembunuh lainnya yang dikirim dari Arab Saudi pada 2 Oktober.
Kerajaan Saudi mengatakan para tersangka pembunuh Jamal Khashoggi akan diadili di Arab Saudi, dan menolak permintaan Turki agar mereka diekstradisi ke Turki.
Turki menuntut agar 18 tersangka Saudi diserahkan ke kejaksaan Turki yang menyelidiki pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Para tersangka terdiri dari 15 orang yang diklaim oleh Turki telah diterbangkan beberapa jam sebelum pembunuhan Khashoggi dan pergi pada hari yang sama.
Baca: Arab Saudi Akan Adili Pembunuh Jamal Khashoggi di Arab Saudi
Namun Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan penyelidikan akan memakan waktu dan mengecam apa yang dia sebut histeria media atas kematian Khashoggi.
"Saya pikir orang-orang telah menyalahkan Arab Saudi dengan tuduhan seperti itu sebelum penyelidikan selesai," katanya.
"Kami mencoba mengungkap apa yang terjadi. Kami tahu bahwa kesalahan telah dilakukan. Kami tahu bahwa orang-orang melampaui otoritas mereka dan kami tahu bahwa kami sedang menginvestigasi mereka," tambahnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya memiliki lebih banyak informasi daripada yang telah dibagikan sejauh ini tentang pembunuhan Khashoggi, yang telah merusak hubungan Arab Saudi dengan negara Barat.
Dia menuntut bahwa kerajaan Saudi mengungkapkan identitas kolaborator lokal yang sebelumnya dikatakan oleh pejabat Saudi telah mengambil tubuh Khashoggi dari agen Saudi.
Jaksa penuntut umum Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa pembunuhan itu direncanakan, bertentangan dengan klaim kerajaan sebelumnya bahwa ia meninggal secara tidak sengaja selama pergumulan di konsulat.
Para pejabat Saudi awalnya membantah terlibat atas hilangnya Khashoggi setelah dia memasuki konsulat.
Baca: Pembunuhan Wartawan Jamal Khashoggi Bisa Rusak Stabilitas Kawasan
Kolumnis Washington Post tersebut mengunjungi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian agar bisa menikahi tunangannya warga negara Turki.
Penjelasan kerajaan Saudi yang berubah-ubah tentang pembunuhan Khashoggi telah menimbulkan skeptisisme di negara Barat dan banyak yang menduga bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman terlibat.
Khashoggi adalah seorang kritikus terkemuka dari pangeran dan mantan kepala MI6 mengatakan bukti menunjukkan keterlibatannya.
Arab Saudi mengatakan 18 orang telah ditangkap dan lima pejabat senior pemerintah telah dipecat sebagai bagian dari penyelidikan.
Baca: 3 Negara Sanksi Arab Saudi karena Kematian Jamal Khashoggi
"Saya juga memberi tahu putra mahkota. Anda tahu bagaimana membuat orang berbicara. Apa pun yang terjadi antara 18 orang ini, skandal lihai ini ada di seputaran mereka. Jika Anda bertekad untuk menghapus kecurigaan, maka titik kunci dari kerja sama kami adalah 18 orang ini," kata Presiden Turki, Erdogan, yang mengatakan dia telah berbicara dengan Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, merujuk 18 tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi.