TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, menyebut kasus pembunuhan Jamal Khashoggi bisa merusak stabilitas Timur Tengah. Washington pun akan mengambil langkah-langkah terhadap mereka yang harus bertanggung jawab.
"Dengan kepentingan kolektif dalam perdamaian dan penghormatan bagi HAM, pembunuhan Khashoggi di sebuah fasilitas diplomatik harus menjadi kekhawatiran besar kita semua. Kegagalan sebuah negara untuk menjunjung tinggi norma-norma internasional dan aturan hukum, bisa merusak stabilitas kawasan," kata Mattis dalam
sebuah konferensi di Bahrain, seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 28 Oktober 2018.
Baca: Bos CIA Disebut Dengar Rekaman Audio Pembunuhan Jamal Khashoggi
Pernyataan itu merupakan kritik paling tajam yang pernah dilontarkan oleh Mattis terkait pembunuhan Khashoggi. Kendati mengecam, Mattis menyebut Amerika Serikat dan Kerajaan Arab Saudi masih harus bekerja sama untuk mewujudkan stabilitas di kawasan.
Menteri Pertahanan Jim Mattis berbicara di Pentagon, 13 April 2018. (AP Photo/Carolyn Kaster)
Baca: Hatice Cengiz: Jamal Khashoggi Khawatir saat Datangi Konjen Saudi
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebelumnya mengatakan pihaknya ingin mengetahui kasus ini sampai keakarnya. Namun saat yang sama dia pun menyoroti peran Riaydh sebagai sekutu Amerika Serikat melawan Iran dan kelompok-kelompok radikal. Kerajaan Arab Saudi adalah pembeli terbesar senjata Amerika Serikat.
Sikap Trump itu pun dikritik oleh Dennis Ross, mantan penasehat presiden untuk urusan Timur Tengah periode pertama pemerintahan Barack Obama. Ross mengatakan sulit mengharapkan pemerintahan Trump berubah secara fundamental terkait pandangannya pada peran Arab Saudi dalam memerangi terorisme, khususnya Iran.
Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan Washington telah mencabut visa 21 individu berkewarganegaraan Arab Saudi atau membuat mereka tak memenuhi syarat mendapatkan visa Amerika Serikat. Keputusan itu diambil terkait pembunuhan Khashoggi.