Intelijen 5 Mata Coba Hadang Ekspansi Pengaruh Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 13 Oktober 2018 07:01 WIB

Ilustrasi Mata-Mata. Hightail.com/Luke Bott

TEMPO.CO, Berlin – Lima negara yang tergabung dalam jaringan intelijen 5 Mata menjalin kerja sama berbagi informasi dengan Jerman dan Jepang untuk menghadapi ekspansi pengaruh dan investasi Cina.

Baca:

Menurut tujuh pejabat dari empat negara, upaya ini telah berjalan sejak awal 2018. Jaringan intelijen 5 Mata ini terdiri dari Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Prancis terkadang terlibat dalam tukar menukar informasi ini tapi dengan frekuensi yang lebih rendah.

“Konsultasi dengan sekutu kita, dengan mitra sepaham, mengenai cara merespon strategi internasional Cina, sering dilakukan dan semakin mendapat momentum,” kata seorang pejabat Amerika Serikat kepada Reuters, Jumat, 12 Oktober 2018 waktu setempat.

Advertising
Advertising

Menurut beberapa pejabat ini, yang berbicara sebagai sumber anonim karena masalah ini sensitif, kerja sama ini meningkat untuk menangani isu gangguan asing. Cina menjadi fokus diskusi namun belakangan isu Rusia juga ikut dibahas.

“Awalnya bermula sebagai diskusi ad-hoc sekarang menjadi konsultasi detil mengenai cara terbaik dan kesempatan lebih jauh untuk bekerja sama,” masih kata pejabat tadi.

Baca:

Saat dimintai tanggapannya soal ini, pemerintah Jerman dan Jepang menolak untuk berkomentar.

Pemerintah Cina selama ini menolak tudingan berupaya mempengaruhi pemerintah lain dan investasi yang dilakukan tidak bermotif politik.

Kerja sama yang coba dibangun 5 Mata ini dilakukan di tengah sinyal bahwa Presiden AS, Donald Trump, bersiap untuk berkonfrontasi dengan Cina sendirian. Pada saat yang sama, sejumlah pejabat pemerintahan AS mencoba membangun koalisi untuk menghadang ekspansi pengaruh Beijing.

Saat ini, Amerika dan Cina berkonflik dalam tiga hal besar yaitu defisit perdagangan serta pencurian hak kekayaan intelektual, militerisasi Laut Cina Selatan dan Taiwan.

Ilustrasi Mata-Mata Cina. Infowars

Menurut pejabat yang diwawancarai, jaringan intelijen 5 Mata bertemu di Gold Coast, Australia, pada Agustus 2018 untuk membangun koordinasi lebih erat. Tapi negara mitra tidak ikut serta dalam pertemuan ini. Pertemuan di Gold Coast juga menyepakati untuk menggalang mitra global dan mempercepat pertukaran informasi mengenai aktivitas gangguan asing.

Baca:

Koordinasi internasional telah dipercepat untuk membatasi investasi Cina di perusahaan teknologi canggih. Ini juga untuk menghalau upaya internasional pemerintah Cina di bawah Presiden Xi Jinping untuk mempengaruhi pemerintahan asing dan masyarakatnya agar mendukung Cina, yang diduga dilakukan lewat tekanan ataupun imbalan.

Pemerintah Australia, misalnya, mengeluarkan paket undang-undang pada Desember 2018 untuk memperkuat aturan mengenai lobi asing dan donasi politik. UU itu juga memperluas definisi dari pengkhianatan dan espionase.

“Kita hidup di dunia baru,” kata salah satu pejabat dari jaringan intelijen 5 Mata yang kerap berpergian ke berbagai negara untuk mendiskusikan aktivitas Cina di luar negeri.

Baca:

Secara terpisah, pemerintah Cina mendesak Amerika untuk berhenti menggunakan istilah ‘pencurian siber’ untuk merusak citra negara itu dan merugikan hak serta kepentingannya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lu Kang, mengatakan ini menanggapi adanya laporan dari perusahaan keamanan siber AS bahwa Cina meningkatkan upaya untuk mencuri informasi dan data berharga secara online selama enam bulan terakhir.

Cina merupakan salah satu korban dari serangan dan pencurian siber,” kata Lu Kang seperti dilansir Xinhua pada Jumat, 12 Oktober 2018. “Cina selalu tegas menolak dan melawan segala bentuk serangan dan pencurian siber.”

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya