Minyak Iran Kena Sanksi, Arab Saudi - Rusia Genjot Produksi

Kamis, 4 Oktober 2018 09:10 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato dalam satu sesi forum internasional Russian Energy Week di Moskow, Rusia 3 Oktober 2018. [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Arab Saudi mencapai kesepakatan pada bulan September untuk meningkatkan produksi minyak untuk meredam kenaikan harga minyak dunia, setelah Amerika Serikat mengeluh tingginya harga minyak dunia akibat sanksi minyak Iran.

Presiden AS Donald Trump telah menyalahkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk harga minyak mentah yang semakin tinggi dan menyerukan untuk meningkatkan produksi guna menurunkan biaya bahan bakar sebelum pemilihan kongres AS pada 6 November.

Baca: Rekor, Produksi Minyak Amerika Ungguli Arab Saudi, Harga Turun

DIlaporkan Reuters, 4 Oktober 2018, pokok kesepatan adalah bagaimana Rusia dan Arab Saudi memutuskan kebijakan produksi minyak secara bilateral, sebelum berkonsultasi dengan anggota OPEC yang lain.

Sumber terkait mengatakan Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih, dan Menteri Energi dari Rusia, Alexander Novak, setuju selama serangkaian pertemuan untuk meningkatkan produksi dari September hingga Desember karena minyak mentah menuju angka US$ 80 (Rp 1,21 juta) per barel, yang sekarang menembus US$ 85 (Rp 1,28) lebih per barel.

Advertising
Advertising

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih, selama upacara pembukaan perdana Komite Pengawasan Menteri OPEC di Aljazair, 23 September 2018. [REUTERS / Ramzi Boudina / File Photo]

"Rusia dan Arab Saudi setuju untuk menambah barel ke pasar secara diam-diam dengan pandangan, langkah ini tidak terlihat seperti mereka bertindak atas perintah Trump untuk memompa lebih banyak minyak," kata salah satu sumber.

Awalnya, kedua negara berharap untuk mengumumkan peningkatan keseluruhan 500.000 barel per hari (bpd) dari OPEC yang dipimpin Arab Saudi dan negara non-OPEC Rusia pada pertemuan para menteri minyak di Aljazair pada akhir September.

Tetapi dengan oposisi dari beberapa di OPEC, termasuk Iran yang terkena sanksi AS, mereka memutuskan untuk menunda keputusan resmi sampai pertemuan penuh OPEC pada Desember.

Baca: Trump Minta Arab Saudi Genjot Produksi Minyak dan Tekan Harga

Eksekutif di perusahaan minyak dan gas terbesar dunia berada di bawah tekanan untuk menambah cadangan dan menghentikan penurunan produksi minyak mentah setelah bertahun-tahun penghematan.

Sementara produksi minyak Rusia naik menjadi 11,36 juta barel per hari (bph) pada September dan melampaui rekor tertinggi 11,247 juta bph pada Oktober 2016, ungkap Kementerian Energi Rusia, seperti dikutip dari Russia Today. Rekor sebelumnya berfungsi sebagai dasar Rusia untuk kesepakatan dengan OPEC untuk mengurangi produksi.

Peningkatan output minyak Rusia terjadi karena produksi yang lebih tinggi dari Rosneft dan proyek-proyek yang dipimpin asing seperti Sakhalin-1. Berita itu muncul pada saat sanksi AS terhadap Iran akan mulai berlaku pada awal November, dan Teheran kemungkinan akan kehilangan hingga 1,5 juta bpd ekspornya di luar negeri.

Sejak pertemuan di Aljazair, Arab Saudi berencana untuk meningkatkan produksi sekitar 200.000 barel per hari hingga 300.000 barel per hari dari September untuk membantu mengisi kuota yang kosong dari produksi Iran karena sanksi.

Kilang minyak Aramco di dekat Khurais, Riyadh, Saudi Arabia REUTERS/Ali Jarekji

Iran menuduh Arab Saudi dan Rusia melanggar kesepakatan OPEC tentang pengurangan produksi dengan memproduksi lebih banyak minyak mentah, menambahkan bahwa kedua negara itu tidak akan dapat memproduksi minyak yang cukup untuk menutupi penurunan ekspor Iran.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu mengatakan pihaknya dapat meningkatkan produksi sebesar 200.000 hingga 300.000 barel per hari untuk mengatasi kemungkinan kekurangan bahan bakar sementara Falih mengatakan Arab Saudi akan meningkatkan produksi lebih lanjut pada November dari 10,7 juta barel per hari.

Baca: Arab Saudi Jual Saham Perusahaan Minyak Saudi Aramco

"Ekspor minyak mentah Iran jauh lebih rendah dan pelaku pasar prihatin terhadap defisit pasar yang luas pada kuartal ini," kata Giovanni Staunovo, analis di bank Swiss UBS.

"Untuk menutupi kerugian tersebut, Arab Saudi, Rusia dan negara-negara Teluk lainnya meningkatkan produksi minyak, tetapi ini akan menurunkan kapasitas cadangan global minyak ke level terendah selama 10 tahun terakhir," tambahnya.

Berita terkait

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

2 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

11 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

1 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

1 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

2 hari lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya