TEMPO.CO, London -- Harga minyak mentah turun drastis menyusul meningkatnya produksi minyak mentah Amerika Serikat, Arab Saudi dan negara-negara produsen minyak.
Baca:
Raja Salman dan Trump Beda Pernyataan Soal Produksi Minyak
Rujukan minyak mentah internasional Brent menunjukkan harga minyak mentah turun 40 sen menjadi US$72,5 per barel atau sekitar Rp1 juta. Sedangkan minyak light crude AS juga turun 20 sen menjadi US$68,56 per barel atau sekitar Rp995 ribu.
Penurunan harga minyak Brent ini melanjutkan tren penurunan yang berlangsung sejak pekan lalu, yang sempat mencapai harga US$79 per barel. Penurunan ini terus terjadi setelah adanya bukti peningkatan produksi dari Arab Saudi, dan negara-negara anggota OPEC, selain juga Rusia dan AS.
Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]
“Outlook masih terlihat negatif,” kata Robin Bieber, seorang analis teknis di pusat broker minyak PVM Oil Associates di London, Inggris, soal kemungkinan harga minyak bakal naik seperti dilansir Reuters.
Baca:
Badan Informasi Energi AS melansir pada Rabu, 18 Juli 2018, produksi minyak mentah AS telah mencapai rekor 11 juta per barel untuk pertama kalinya dalam sejarah negara ini. Ini menunjukkan peningkatan nyaris 1 juta barel per hari sejak November 2017 seiring bertambahnya pengeboran shale. Ini membuka peluang produksi minyak mentah AS yang bakal bertambah.
“Kami masih bullish mengenai minyak shale AS,” kata Yosuke Uehara, wakil Presiden di Rystad Energy. Dia memperikirakan tren produksi minyak shale ini baru akan melambat pada 2019 karena terjadi kemacetan di pipa, dan kekurangan tenaga kerja.
Cadangan minyak AS yang terus bertambah juga membuat harga minyak menjadi menurun atau bearish. Stok minyak mentah AS naik menjadi 5,8 juta barel pada pekan lalu dari sebelumnya hanya 3,6 juta.
Secara terpisah, Arab Saudi meningkatkan produknya secara tajam pada Juni 2018 dengan menambah pengapalan sekitar 390 ribu barel per hari minyak mentah. Ini merupakan peningkatan harian suplai minyak terbesar sejak 2016. Saat ini, Saudi memproduksi minyak mentah 10,7 juta barel per hari atau sedikit di bawah AS.