Konflik Rohingya, Yayasan Nobel Sesalkan Sikap Aung San Suu Kyi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 2 Oktober 2018 17:21 WIB

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba di bandara Sittwe untuk kunjungan mendadak ke Rakhine, Myanmar, 2 November 2017. Suu Kyi tiba pada kunjungan pertamanya tanpa pemberitahuan. AFP

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Penghargaan Nobel menyesalkan sejumlah tindakan yang dilakukan Pemimpin de Facto Mynamar, Aung San Suu Kyi, terkait tindak kekerasan yang dialami etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Suu Kyi dituding telah gagal menggunakan otoritas moralnya untuk melindungi warga sipil

“Kami melihat apa yang dia lakukan di Myanmar telah dipertanyakan banyak orang. Kami berdiri untuk HAM karena itu adalah salah satu nilai utama kami,” kata CEO Yayasan Nobel, Lars Heikensten, saat diwawancarai beberapa hari sebelum penganugerahan penghargaan perdamaian tahun ini, di Stockholm, Swedia.

Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

Dikutip dari Reuters pada Selasa, 2 Oktober 2018, Heikensten mengatakan tindakan yang diambil Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin sipil Myanmar disesalkan, tetapi penghargaan Nobel Perdamaian yang pernah dianugerahkan kepadanya tidak bisa ditarik. Sebab peraturan Nobel tidak mengizinkan adanya penarikan penghargaan.

“Tidak masuk akal untuk mencoba menarik kembali penghargaan, itu akan menyebabkan diskusi panjang. Akan selalu ada pemenang Nobel yang melakukan hal-hal yang bertentangan, setelah mereka menerima hadiah, itu tidak bisa kami hindari,” kata Heikensten.

Advertising
Advertising

Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengenakan topeng tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi saat aksi teatrikal sebagai bentuk solidaritas bagi umat muslim Rohingya di depan Gedung DPRD Malang, Jawa Timur, 4 September 2017. Mereka menuntut pemerintah lebih tegas dalam bersikap dengan mendesak Myanmar keluar dari ASEAN. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Baca: Myanmar Tangkap Aktivis Pengkritik Aung San Suu Kyi

Sebelumnya pada Agustus 2018, tim penyidik PBB mengeluarkan laporan yang menuduh militer Myanmar telah melakukan pembunuhan massal terhadap masyarakat etnis minoritas Rohingya. Genosida atau pembantaian ini telah mengakibatkan lebih dari 700.000 etnis Rohingya mengungsi ke perbatasan ke Bangladesh-Myanmar.

Suu Kyi, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian pada 1991, terkiat upayanya untuk menegakkan demokrasi di Myanmar yang ketika itu dipimpin oleh pemerintahan militer atau Junta. Dia menghabiskan 15 tahun masa hidupnya atau pada 1989-2010 sebagai tahanan rumah. Pada 2016 setelah Partai yang dipimpinnya yakni Partai Liga Nasional untuk Demokrasi memenangkan pemilu, Suu Kyi menjadi pemimpin de Facto Myanmar.

REUTERS | AQIB SOFWANDI

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

1 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

4 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

6 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

6 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

9 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

9 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

10 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

12 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

13 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya